Sabtu, 29 Juni 2024

BIOGRAFI M. BASHIRON


M. Bashiron terlahir di sebuah desa yang berada di tepian bengawan solo, yakni Pilanggede Balen Bojonegoro. Beliau adalah putra ke 4 dari 5 bersaudara dari pasangan bapak Ramli dan Ibu Titah. Biasa dipanggil Pak Bash, beliau lahir Pada 10 April 1960. Biasa hidup di lingkungan air dan banjir itulah membuatanya sejak kecil terampil berenang.
Pondasi pendidikan masa kecilnya diperoleh melalui lembaga pendidikan informal keluarga yang penuh kehangatan di bawah asuhan ayah-ibunda (Ramli & Titah). Latar belakang keluarga yanag religius,mendidiknya mandiri, disiplin dan teladan dalam relijiusitas sehari-hari. Ia pertama kali mengenal huruf Al Quran dibimbing oleh Ayah dan ibunya. Pendidikan keluarganya diperkuat dengan pendidikan non-formal tidak jauh dari rumahnya yang berlangsung alami berpusat di Masjid Baitut Taqwa yang berjarak hanya 15 meter dari rumahnya. Di Masjid itulah ia menikmati dinamika pendidikan Islami 100% gratis di bawah asuhan Kyai Masjid yang istiqomah tanpa pamrih yang tidak lain adalah Mbah Kyai Mongin, dengan kurikulum utama mengaji Al Qur'an (membaca tartil, ilmu tajwid), fasholatan, pembiasaan shalat jamaah (maghribm isya, subuh), zikir/wirid ba'da shakat dan sholawatan al barzanzi/addiba'i.

Bashiron merupakan anak laki-laki rajin, ulet dan penurut di masa kecilnya, dimana setiap pulang dari sekolah diharuskan untuk menggembala ternak (sapi dan kambing) yang dimiliki oleh bapaknya. Setiap sore membantu sang ibu mencari kayu bakar di hutan bambu yang berada tak jauh dari rumahnya. 
Bash mengenyam pendidikan Formal dasarnya di Madrasah yang berada di dusun sebelah, berjarak 1 KM dari rumahnya, yakni MI. Khoiriyah Pilanggede. Kemudian melanjutkab pendidikan MTs di pusat kecamatan yakni MTs Islamiyah Balen serta lanjut di pendidikan menengah atas di MAN 1 Bojonegoro. 
Ilmu agama diperolehnya dari belajar kepada Ulama' di desa Pilanggede yakni Mbah Kyai Yusuf yang kemudian hari menjadi Bapak Mertuanya. 
Setamat dari MAN 1 Bojonegoro, Bashiron dengan tekad kuat ingin melanjutkan pendidikan nya di IAIN Bojonegoro (Sekarang UIN Sunan Ampel Surabaya) dengan bermodalkan menjual sapi yang dirawatnya. 
Di tengah kesibukannya sebagai mahasiswa, Bashiron mengabdikan dirinya sebagai tenaga pendidik (guru) di MI. Khoiriyah tempat dulu beliau pernah menimba ilmu. 
Sebelum lulus kuliah, Bashiron menikah dengan pemudi sholihah yang tidak lain adalah putri ke dua dari gurunya sendiri (mbah Kyai Yusuf) yakni Istikhoroh. 
Selain mengajar di MI. Khoiriyah Pilanggede, Bashiron juga mendharma baktikan ilmunya di MTs Manbaul Huda Sekaran dan MTs Al Arqom Sarirejo. 
Bahkan di Tahun pertama berdirinya MTs Al Arqom Sarirejo, beliau diamanahi sebagai Kepala Madrasah. 
Karena akses jalan yang masih berupa tanah utuh, setiap musim penghujan tidak bisa dilewati oleh sepeda. Maka beliau menempuhnya dengan berjalan kaki dengan jarak 4-5 KM dari rumahnya. Semua itu dijalani dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. 
Kemudian di tahun 1986, Bashiron dipercaya oleh Rakyat untuk menjadi Pamong desa dengan jabatan sebagai Jogoboyo (Kaur.keuangan). Namun tak lama 6 bulan berselang, masyarakat mendesak dan memintanya untuk mengikuti kontestasi Pilkades yang rivalnya tak lain adalah putra dari Mantan Kepala Desa 2 periode sebelumnya. 
Seolah gayung bersambut, Bashiron mendapat dukungan hampir 80% suara dan menang telak. 
Bapak dari 3 anak ini (Shaiful Aziz, Ririn Isnawati, dan Izza Husniatin) menjabat sebagai Kepala Desa selama 2 periode (kurang lebih 18 tahun) 
Tahun 2007 adalah tahun purna menjadi kepala desa, setelah mengabdikan dirinya untuk desa. Bashiron kembali mengabdikan dirinya di dunia pendidikan dengan mengajar di MI. khoiriyah Pilanggede. Dan dipercaya kembali menjadi Kepala Madrasah (Periode 2012 - 2016).
Tak hanya mengabdikan dirinya di dunia pendidikan, Bashiron juga aktif dalam kegiatan sosial keagamaan di masyarakat, sehingga beliau terpilih sebagai ketua Ulama desa dan ketua Tanfidziyah NU Ranting Pilanggede dari tahun 2012 sampai 2023. Bahkan sampai saat ini beliau juga aktif menjadi pengurus Nahdlatul Ulama di MWC NU Balen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar