RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah : MTs Bahrul Ulum
Mata Pelajaran : Sains
Pokok Bahasan : Besaran dan Pengukuran
Kelas/ Semester : VII/ I
Alokasi Waktu : 4 x 40 menit
A.
Standar Kompetensi
1.
Memahami prosedur ilmiah untuk mempelajari benda-benda alam dengan menggunakan
peralatan.
B.
Kompetensi Dasar
1.1.Mendeskripsikan besaran
pokok dan besaran turunan beserta satuan-nya.
C.
Indikator
1.
Menjelaskan pengertian besaran dan satuan.
2.
Mengelompokkan besaran pokok dan besaran turunan.
3.
Menggunakan Satuan Internasional sesuai dengan besaran yang diukur
dalam pengukuran dengan Ketelitian ( carefulness).
4.
Mengkonversi
satuan panjang, massa dan waktu terhadap hasil pengukuran.
5.
Memecahkan masalah yang berkaitan dengan besaran pokok dan besaran
turunan dalam kehidupan sehari-hari.
D.
Tujuan Pembelajaran
1.
Peserta Didik dapat menjelaskan pengertian besaran dan satuan.
2.
Siwa mampu mengelompokkan besaran pokok dan besaran turunan.
3.
Siswa mampu menggunakan Satuan Internasional sesuai dengan besaran
yang diukur dalam pengukuran dengan Ketelitian ( carefulness).
4.
Siswa mampu mengkonversi
satuan panjang, massa dan waktu terhadap hasil pengukuran.
5.
Siswa mampu memecahkan masalah yang berkaitan dengan besaran pokok
dan besaran turunan dalam kehidupan sehari-hari.
E.
Materi Utama
·
Besaran dan Satuan
F.
Sumber dan Media
Pembelajaran
·
Wasis dan Sugeng Yuli Irianto, 2008, Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTs
Kelas VII (hlm. 5-24), Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Nasional
·
Presentation
Slide, Students work sheet, LCD, Computer
·
Internet
·
Buku kerja
·
Lingkungan
sekitar
·
Alat
ukur
G. Metode Pembelajaran
·
CTL (Contekstual Teaching Learning)
·
Penyampaian Informasi
·
Diskusi Kelompok
·
Tanya Jawab
·
Kerja Kelompok
·
Demonstrasi
·
Latihan Terstruktur
H.
Kegiatan
Pembelajaran
1.
Pertemuan
Pertama
No
|
Aktivitas
|
Nilai PBKB
|
Waktu
|
Methode
|
Sumber
|
Penilaian
|
01.
|
Kegiatan Awal
|
|
|
|
|
|
|
·
Salam
·
Guru mengabsen
peserta didik
·
Sebagai apersepsi, guru bertanya pada siswa:
“Penimbangan berat badan balita di Posyandu
merupakan salah satu contoh pengukuran. Contoh pengukuran lainnya adalah
pengukuran suhu badan yang dilakukan dokter ketika memeriksa pasien. Selain
berat badan dan suhu, apa saja yang dapat diukur? Disebut apakah sesuatu yang
dapat diukur? Bagaimana prosedur melakukan pengukuran dengan alat yang tepat?”
·
Guru menyampaikan maksud & tujuan dari
pembelajaran yang akan disampaikan: “Mari memahami prosedur ilmiah untuk
mempelajari benda-benda alam dengan menggunakan peralatan. Dalam pembelajaran
bab ini, kamu akan mendeskripsikan besaran pokok dan besaran satuan beserta
satuannya, melakukan pengukuran secara teliti dengan alat ukur yang sesuai
dan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari serta mendeskripskan
pengertian suhu dan pengukurannya”
|
Disiplin
|
5 menit
|
Penyampaian Informasi
|
|
Observasi pada sikap dan respon siswa
|
2.
|
Kegiatan Inti
|
|
|
|
|
|
|
Eksplorasi
·
Siswa mendeskripsikan pengertian dari besaran dan
satuan
·
Guru melibatkan
peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi
yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan
belajar dari aneka sumber
·
Siswa menyebutkan contoh alat yang dapat digunakan
untuk mengukur
|
Rasa ingin tahu
|
15 minutes
|
Eksploratory
Contekstual Teaching Learning
|
·
Buku BSE IPA Terpadu
·
|
Pengamatan pada sikap siswa
Penilaian dan pengamatan 100% kepada siswa yang
mengerjakan tugas
|
|
Elaborasi
·
Siswa membentuk kelompok, tiap kelompok terdiri dari
4 siswa
·
Secara berkelompok,
peserta didik mendiskusikan pengertian besaran dan klasifikasinya, kemudian
membuat kesimpulan sementara dan anggota masing-masing kelompok
meng-komunikasikannya.
·
Guru
menanggapi jawaban peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya.
·
Setiap
kelompok diberi tugas untuk mengukur panjang dan lebar meja guru dengan
jengkalnya masing-masing dan mistar plastik.
·
Peserta didik
secara berkelompok melakukan pengukuran panjang dan lebar meja guru dengan
jengkalnya masing-masing dan mistar plastik.
·
Peserta Didik diberikan kesempatan
untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa
takut;
·
Guru memfasilitasi
peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;
·
Guru memfasilitasi
peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;
·
Guru memfasilitasi
peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun
tertulis, secara individual maupun kelompok;
·
Peserta didik menyajikan hasil kerja individual maupun
kelompok;
·
Peserta didik melakukan kegiatan
yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa
percaya diri peserta didik
|
Kooperatif
Komunikatif
Ketelitian
Kolaboratif
Kompetitif
Percaya diri
|
35 menit
|
Diskusi Kelompok
CTL
HOT (High Order Thinking)
|
|
90% Tanya Jawab aktif terhadap siswa yang aktif di diskusi kelas
|
|
Konfirmasi
·
Guru memberikan
umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat,
maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,
·
Peserta didik melakukan refleksi
untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan,
·
Peserta didik memperoleh pengalaman yang bermakna dalam
mencapai kompetensi dasar
|
Kreatif
Thinking Logically
|
10 menit
|
Tanya Jawab
|
|
|
3.
|
Kegiatan Akhir
|
|
|
|
|
|
|
·
Guru bersama peserta didik
membuat rangkuman/simpulan pelajaran;
·
Guru melakukan
penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara
konsisten dan terprogram;
·
Guru merencanakan
kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan,
layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun
kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;
|
Tanggung Jawab
|
5 minutes
|
|
|
90% pengamatan pada siswa yang aktif dalam tugas
|
2. Pertemuan Kedua
No
|
Aktivitas
|
Nilai PBKB
|
Waktu
|
Methode
|
Sumber
|
Penilaian
|
01.
|
Kegiatan Awal
|
|
|
|
|
|
|
·
Salam
·
Guru mengabsen
peserta didik
·
Sebagai apersepsi,
secara klasikal guru memberi pertanyaan; apakah manfaat Satuan
Internasional?”
·
Sebagai Prasyarat pengetahuan Peserta
didik diminta untuk menyebutkan satuan untuk besaran panjang, waktu dan massa
|
Disiplin
|
5 minutes
|
Penyampaian informasi
|
|
Pengamatan pada sikap dan respon peserta didik
|
2.
|
Kegiatan Inti
|
|
|
|
|
|
|
Eksplorasi
·
Peserta didik mendengarkan informasi penjelasan tentang
cara mengkonversikan satuan dengan memakai tangga konversi dimana setiap kali
turun 1 anak tangga dikali 10, sedangkan jika naik dibagi 10.
·
Peserta didik mencari informasi
yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan
dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan
belajar dari aneka sumber;
·
Guru memfasilitasi
terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta
didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
·
Peserta didik terlibat secara
aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran;
|
Rasa Ingin tahu
Toleransi
Aktif
|
15 menit
|
Exploratory
|
· Buku BSE IPA
Terpadu
|
Pengamatan pada sikap peserta didik
|
|
Elaborasi
·
Melalui
diskusi kelas, guru memberikan informasi tentang Satuan Internasional dari
besaran pokok dan besaran turunan.
·
Melalui
diskusi kelompok, peserta didik diberi tugas untuk menuliskan beberapa contoh
penyajian hasil pengukuran, kemudian mengkonversikannya ke dalam Satuan
Internasional.
·
Guru memberikan
contoh soal latihan cara mengkonversi satuan panjang dengan menggunakan
tangga konversi.
·
Peserta didik
diminta untuk menyebutkan beberapa hasil pengukuran yang biasa mereka temui
dalam kehidupan sehari-hari, kemudian mengkonversikannya ke dalam Satuan Internasional.
|
Komunikatif
Kolaboratif
Diligent (tekun)
|
35 minutes
|
Diskusi dan
Presentasi
|
|
Pengamatan 90% kepada siswa yang aktif
dalam diskusi kelas
|
|
Konfirmasi
·
Guru bertanya jawab tentang hal-hal
yang belum diktahui siswa
·
Guru bersama
siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan
penguatan dan penyimpulan
|
Komunikatif
|
10 minutes
|
Discussion
|
|
|
3.
|
Kegiatan Akhir
|
|
|
|
|
|
|
·
Peserta didik
(dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.
·
Guru memberikan
tugas rumah berupa latihan soal tentang besaran dan satuan
|
Responsibility
|
5 minutes
|
Diskusi
|
|
Tugas Terstruktur
|
I.
Referensi
·
Wasis dan
Sugeng Yuli Irianto, 2008, Ilmu
Pengetahuan Alam SMP dan MTs Kelas VII (hlm. 5-24), Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional
J.
Penilaian
Teknik Evaluasi : Test Tulis
Instrument : Soal Essay
Respond :
Kriteria Ketuntasan Minimal
= 65
Kurang dari Kriterian Ketuntasan Minimal (65) = Remidi (examination)
Lebih dari Kriterian Ketuntasan Minimal
(65) = Pengayaan
K. Materi Pokok
BESARAN
& SATUAN
1.
Pengertian Besaran
Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur atau
dihitung, dinyatakan dengan angka dan mempunyai satuan. Dari pengertian ini
dapat diartikan bahwa sesuatu itu dapat dikatakan sebagai besaran harus
mempunyai 3 syarat yaitu:
- dapat diukur atau dihitung
- dapat dinyatakan dengan angka-angka atau mempunyai nilai
- mempunyai satuan
Bila ada satu saja dari syarat tersebut diatas tidak dipenuhi maka sesuatu itu tidak dapat
dikatakan sebagai besaran.
Besaran berdasarkan
cara memperolehnya dapat dikelompokkan menjadi 2 macam yaitu :
- Besaran Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari pengukuran. Karena diperoleh dari pengukuran maka harus ada alat ukurnya. Sebagai contoh adalah massa. Massa merupakan besaran fisika karena massa dapat diukur dengan menggunakan neraca.
- Besaran non Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari penghitungan. Dalam hal ini tidak diperlukan alat ukur tetapi alat hitung sebagai misal kalkulator. Contoh besaran non fisika adalah Jumlah.
Besaran Fisika sendiri
dibagi menjadi 2
- Besaran Pokok adalah besaran yang ditentukan lebih dulu berdasarkan kesepatan para ahli fisika. Besaran pokok yang paling umum ada 7 macam yaitu Panjang (m), Massa (kg), Waktu (s), Suhu (K), Kuat Arus Listrik (A), Intensitas Cahaya (cd), dan Jumlah Zat (mol). Besaran pokok mempunyai ciri khusus antara lain diperoleh dari pengukuran langsung, mempunyai satu satuan (tidak satuan ganda), dan ditetapkan terlebih dahulu.
- Besaran Turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok. Besaran ini ada banyak macamnya sebagai contoh gaya (N) diturunkan dari besaran pokok massa, panjang dan waktu. Volume (meter kubik) diturunkan dari besaran pokok panjang, dan lain-lain. Besaran turunan mempunyai ciri khusus antara lain : diperoleh dari pengukuran langsung dan tidak langsung, mempunyai satuan lebih dari satu dan diturunkan dari besaran pokok.
Saat membahas bab Besaran dan Satuan maka kita tidak akan lepas dari
satu kegiatan yaitu pengukuran. Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan
suatu besaran dengan besaran sejenis yang ditetapkan sebagai satuan.
2.
Pengertian Satuan
Satuan didefinisikan sebagai pembanding dalam suatu pengukuran besaran.
Setiap besaran mempunyai satuan masing-masing, tidak mungkin dalam 2 besaran
yang berbeda mempunyai satuan yang sama. Apa bila ada dua besaran berbeda
kemudian mempunyai satuan sama maka besaran itu pada hakekatnya adalah sama.
Sebagai contoh Gaya (F) mempunyai satuan Newton dan Berat (w) mempunyai satuan
Newton. Besaran ini kelihatannya berbeda tetapi sesungguhnya besaran ini sama
yaitu besaran turunan gaya. Untuk melihat berbagai rumus dalam bab besaran dan
satuan silakan klik http://alljabbar.files.wordpress.com/2008/03/01-besaran-dan-satuan.pdf
Besaran berdasarkan
arah dapat dibedakan menjadi 2 macam
- Besaran vektor adalah besaran yang mempunyai nilai dan arah sebagai contoh besaran kecepatan, percepatan dan lain-lain.
- Besaran sekalar adalah besaranyang mempunyai nilai saja sebagai contoh kelajuan, perlajuan dan lain-lain.
Besaran adalah sesuatu
yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka. Pengukuran adalah membandingkan
suatu besaran dengan satuan yang dijadikan sebagai patokan. Dalam fisika
pengukuran merupakan sesuatu yang sangat vital. Suatu pengamatan terhadap
besaran fisis harus melalui pengukuran. Pengukuran-pengukuran yang sangat
teliti diperlukan dalam fisika, agar gejala-gejala peristiwa yang akan terjadi
dapat diprediksi dengan kuat.
Pengukuran dapat dilakukan dengan dua cara:
1. Secara Langsung
Yaitu ketika hasil pembacaan skala pada alat ukur, langsung menyatakan
nilai besaran yang diukur, tanpa menggunakan rumus untuk menghitung nilai yang
diinginkan.
2. Secara tidak langsung
Yaitu dalam pengukuran memerlukan penghitungan tambahan untuk
mendapatkan nilai besaran yang diukur.
Untuk mendaptkan hasil pengukuran yang akurat, faktor yang harus
diperhatikan antara lain :
- alat ukur yang dipakai
- aturan angka penting
- posisi mata pengukuran (paralax)
Kesalahan (error) adalah penyimpangan nilai yang diukur dari nilai benar x0.
Kesalahan dapat digolongkan menjadi tiga golongan :
1. Keteledoran
Umumnya disebabkan oleh keterbatasan pada pengamat, diantaranya kurang
terampil menggunakan instrumen, terutama untuk instrumen canggih yang
melibatkan banyak komponen yang harus diatur atau kekeliruan dalam melakukan
pembacaan skala yang kecil.
2. Kesalahan sistmatik
Adalah kesalahan yang dapat dituangkan dalam bentuk bilangan
(kuantitatif), contoh : kesalahan pengukuran panjang dengan mistar 1 mm, jangka
sorong, 0,1 mm dan mikrometer skrup 0,01 mm
3. Kesalahan acak
Merupakan kesalahan yang dapat dituangkan dalam bentuk bilangan
(kualitatif),
Contoh :
- kesalahan pengamat dalam membaca hasil pengukuran panjang
- pengabaian pengaruh gesekan udara pada percobaan ayunan sederhana
- pengabaian massa tali dan gesekan antar tali dengan katrol pada
percobaan hukum II Newton.
3.
Ketidak Pastian pada Pengukuran
Ketika mengukur suatu besaran fisis dengan menggunakan instrumen, tidaklah
mungkin akan mendapatkan nilai benar X0, melainkan selalu terdapat
ketidakpastian. Ketidakpastian ini disebabkan oleh beberapa hal misalnya batas
ketelitian dari masing-masing alat dan kemampuan dalam membawa hasil yang
ditunjukkan alat ukur.
Beberapa istilah dalam pengukuran:
· Ketelitian (accuracy)
adalah suatu ukuran
yang menyatakan tingkat pendekatan dari nilai yang diukur terhadap nilai benar
X0
· Kepekaan
adalah ukuran minimal
yang masih dapat dideteksi (dikenal) oleh instrumen, misal galvanometer
memiliki kepekaan yang lebih besar daripada Amperemeter / Voltmeter
· Ketepatan (precision)
adalah suatu ukuran
kemampuan untuk mendapatkan hasil pengukuran yang sama.
· Presisi
berkaitan dengan
perlakuan dalam proses pengukuran, penyimpangan hasil ukuran dan jumlah angka
desimal yang dicantumkan dalam hasil pengukuran.
· Akurasi
yaitu seberapa dekat
hasil suatu pengukuran dengan nilai yang sesungguhnya.
Ketelitian alat ukur
panjang
1. Mistar : 1 mm
Mistar berskala
terkecil memiliki memiliki ketelitian sampai 0,5 mm atau 0,05 cm. Ketelitian
alat untuk satu kali adalah setengah skala terkecil.
Panjang benda melebihi
8,7 cm
Panjang kelebihan
ditaksir 0,05 cm
Hasil pengukuran
panjang 8,75 cm
Batas ketelitian ½ x 1
mm = 0,5 mm
2. Jangka Sorong : 0,1
mm
Jangka sorong memiliki ketelitian sampai 0,1 mm atau 0,1 cm. Jangka
sorong terdiri dari rahang tetap yang berskala cm dan mm, dan rahang sorong
(geser) yang dilengkapi dengan skala nonius yang panjangnya 9 mm dan dibagi
dalam 10 m skala. Panjang 1 skala nonius adalah 0,9 mm.
Benda skala antara
rahang utamadengan rahang sorong adalah 0,1mm sehingga ketidakpastian dari
jangka sorong adalah ½ x 0,1 mm = 0,005 mm
Contoh:
Sebuah benda diukur dengan jangka sorong dengan kedudukan skala seperti
pada gambar, maka panjang benda:
Skala Utama = 26 mm
Skala nonius 0,5 mm
Batas ketelitiannya ½ skala terkecil = ½ x 0,1 mm = 0,05 mm
3. Mikrometer sekrup 0,01 mm
Mikrometer skrup memiliki ketelitian sampai 0,01 mm atau 0,001 cm.
Mikrometer skrup juga memiliki dua skala , yaitu skala utama yang berskala mm
(0,5 mm) dan skala nonius yang terdapat pada selubung luar. Skala nonius
memiliki 50 bagian skala yang sama. Bila diselubung luar berputar berputar satu
kali, maka poros berulir (rahang geser) akan maju atau mundur 0,5 mm. Bila
selubung luar berputar satu bagian skala, maka poros berulir akan maju atau
mundur sejauh 0,02 x 0,5 mm = 0,01 mm, sehingga kepastian untuk mikrometer
sekrup adalah ½ x 0,01 mm = 0,005 mm untuk pengukuran tungga. Pelaporan hasil
pengukuran adalah (X ± DX).
Cara meningkatkan
ketelitian antara lain:
1. Waktu membaca alat
ukur posisi mata harus benar
2. Alat yang dipakai
mempunyai ketelitian tinggi
3. Melakukan pengukuran
berkali-kali
4.
Pengukuran dengan Jangka Sorong
|
|
||
|
|||
|
|
||
|
Cara menentukan / membaca jangka sorong:
- Angka pada skala utama yang berdekatan dengan angka 0 pada nonius adalah 2,1 cm dan 2,2 cm.
- Garis nonius yang tepat berhimpit dengan garis skala utama adalah garis ke-5, jadi x = 2,1 cm + 5 x 0,01 cm = 2,15 cm (dua desimal)
Karena ketidakpastian
jangka sorong = ½ x 0,01 cm = 0,005 cm (tiga desimal), maka
hasilpengukuran jangka sorong :
- Garis skala utama yang berdekatan dengan tepi selubung luar 4,5 mm lebih.
- Garis mendatar pada selubung luar yang berhimpit dengan garis skala utama.
X = 4,5 mm + 47 x 0,01 mm = 4,97 mm (dua desimal)
L. INSTRUMEN PENILAIAN
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat!
1. Berikan contoh Besaran Fisika dan satuannya dalam
kehidupan
2. Jelaskan dengan singkat Apa yang dimaksud
Satuan Internasional
3.
Konversikan satuan-satuan berikut:
a. 50 cm = ...... inchi
b. 5 m =
…… ft
Kunci Jawaban
No
|
Jawaban
|
Skor
|
01.
|
Besaran Fisika di bagi menjadi 2 macam
yaitu Besaran Pokok dan Besaran Turunan.
Contoh besaran Pokok, yaitu:
Panjang (m)
Massa (Kg)
Waktu (sekon)
Kuat Arus (A)
Suhu (K)
Jumlah Zat (mol)
Intensitas Cahya (Cd)
|
20
|
Contoh Besaran Turunan, yaitu:
Luas (m2)
Volume (m3)
Kecepata (m/s)
Percepatan (m/s2)
Gaya (N)
Usaha (J)
Daya (W)
|
20
|
|
02.
|
Satuan Internasional (SI) adalah satuan standart yang untuk mengukur
dan menghitung yang digunakan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi
|
20
|
03
|
a. 50 cm = 50 x 0, 3937 inci = 19,68 inci
|
20
|
b. 5 m
= 5 x 3,281 ft = 16, 405 ft
|
20
|
|
Total
|
100
|
Bojonegoro, Juli 2012
Mengetahui,
Kepala
MTs Bahrul Ulum
Guru Mapel Sains
AHMAD MANSHUR, M. A RIRIN ISNAWATI, S. Pd
Tidak ada komentar:
Posting Komentar