Tentunya kita semua sudah tahu apa
itu kreativitas. Menurut Munandar (1996:6) Kreativitas adalah kemampuan
seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya
nyata yang relative berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.
Sekarang ini banyak lembaga
pendidikan yang hanya mengutamakan kecerdasan IQ saja, padahal kreativitas
penting, karena kreativitas dan intelegensi sama-sama berperan dalam prestasi
belajar. Kreativitas yang tinggi dapat meningkatkan prestasi belajar
anak.
Kreativitas sangat dibutuhkan karena
banyak permasalahan serta tantangan hidup yang menuntut kemampuan adaptasi
secara kreatif dan kepiawaian dalam mencari pemecahan masalah yang imajinatif.
Menurut Torrance dkk (1959) menyimpulkan bahwa kelompok siswa yang
kreativitasnya tinggi tidak beda dalam prestasi sekolah dengan siswa yang
intelegensinya tinggi.
Jadi tidak perlu khawatir, apabila putra-putri
kita tidak punya keturunan dengan IQ
tinggi, dengan cara mendongkrak kreativitasnya maka hasil prestasi belajarnya
akan sama dengan anak yang IQ-nya tinggi. Kreativitas harus dipupuk sejak dini,
mengapa? Karena, dengan berkembangnya kemampuan untuk menggali kreativitas
sejak dini, akan membentuk anak menjadi percaya diri, mengurangi rasa takut,
serta rendah diri. Apabila sudah timbul rasa percaya diri dan hilangnya rasa
rendah diri maka siswa akan menjadi optimis. Dengan begitu siswa akan lebih
semangat mengikuti semua pelajaran di sekolah.
Telitilah bagi ibu dan Guru,
apakah putra-putri kita sudah memiliki
kreativitas????????
Menurut Sumanto (2005:39) anak yang kreatif
cirinya yaitu punya kemampuan berfikir kritis, rasa ingin tahu, tertarik pada
kegiatan yang dirasakan sebagai tantangan, berani mengambiil resiko, tidak
mudah putus asa, menghargai keindahan, mampu berbuat atau berkarya, menghargai
diri sendiri dan orang lain.
Bagaimana cara mengembangkan
kreativitas???? Semua pembelajaran apabila dilakukan sesuai dengan kurikulum
yang berlaku pasti mengandung berbagai metode untuk mengembangkan kreativitas,
misalkan saja bermain lempung untuk membuat berbagai macam bentuk seperti
hewan, peralatan dapur atau kolase (menggambar dengan menggunakan berbagai
serbuk gergaji, ampas kelapa ataupun guntingan daun yang sudah kering),
mewarnai dengan media yang bermacam-macam atau ketrampilan melikpat kertas
menjadi bentuk burung, kucing dll. Kegiatan kreativitas ini dapat diberikan dengan suasana yang lebih
menyenangkan, toh pembelajaran tidak harus di dalam kelas.
Strategi pembelajaran pada peserta didik di
sekolah tidak harus melulu pada buku dan pensil dengan duduk manis di belakang
meja, hati-hati hal ini dapat mematikan kreativitas anak dalam berimajinasi,
akhirnya anak akan tumbuh biasa-biasa saja, dengan IQ yang biasa pula.
Sebagai akhir untaian kata, mari
kita bersama-sama belajar mengambangkan kurikulum yang ada menjadi lebih
inovatif, agar apa yang kita sampaikan tidak membosankan dan jadilah guru yang
selalu kreatif dengan cara membaca alam di sekitar kita, memamng ilmu
yang kita dapat dari alam tidak bertitel atau bergelar tapi akan terasa lebih
abadi dalam hati dan pikiran kita.
Semoga kita menjadi hamba yang dapat menjaga
amanah dari Allah, keluarga dan masyarakat dan akan membawa keselamatan dunia
akhirat, aamiin….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar