Untuk mencapai sekolah membutuhkan waktu 10 menit dengan kendaraan bermotor. Jalanan
yang berbatu dan berdebu tak menyurutkan semangatku. biarpun terkadang, rasa
lelah itu selalu mendera. Namun, cita-cita sebagai guru harus tetap
terjaga. Impian itu harus saya rengkuh: sebagai guru.
Saya mengajar sebagai guru Madrasah Tsanawiyah di Desa Bulu,
Kecamatan Balen, Kabupaten Bojonegoro. Daerah ini berupa pedesaan yang terletak 4 KM dari pusat kecamatan.
Aku bukanlah pegawai negeri sipil. Menteri pendidikan tidak pernah
memberikan surat pengangkatan untuk diriku. Meskipun begitu, saya selalu
berangkat pagi menuju sekolah, saya tak ingin para siswa mendahuluiku.
Jangan bayangkan jika sekolah tempatku mengabdi seperti yang ada di
sinetron-sinetron atau FTV, sekolah ini hanyalah bangunan dengan
beberapa kelas dengan furnitur seadanya. Untuk mengajar pun para guru masih harus menggunakan kapur tulis & bergelut dengan debu kapur yang terkadang sampai membuat kami terbatuk-batuk.
Aku mengajar dengan senang hati. Semua murid memerhatikanku dengan
baik. Aku sengaja menggunakan Bahasa Indonesia di kelas agar murid lebih
terbiasa. Sesekali aku harus mengingatkan mereka agar tidak mengobrol
ketika pelajaran di mulai. Namun yang aku tahu pasti, tak ada satupun
dari mereka yang memainkan telpon genggam di dalam kelas.
Para siswa masih menggunakan buku bersampul micky mouse atau donald duck, tak pernah ada yang membawa komputer jinjing. Mereka terlihat begitu ceria ketika aku memotret mereka di kelas. Sinar blitzyang
menyilaukan membuat mereka ketagihan. Belum lagi, ketika wajah mereka
ada di layar kamera, suatu hal yang menyenangkan bisa membuat mereka
tersenyum.
Namaku Ririn Isnawati, aku seorang guru, dan aku bangga akan hal itu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar