REFLEKSI TAHUN AJARAN BARU
Memasuki tahun ajaran baru, saya merasa terlahir kembali.
Mungkin inilah yang spesial dari rutinitas seseorang yang bekerja
sebagai pendidik. Kembali menjumpai wajah-wajah baru yang akan terus
bersama selama beberapa tahun. Meski pada di sisi lain, saya merasa
kehilangan sahabat-sahabat yang telah menyelesaikan studinya. Tapi
begitulah, kehidupan selalu membawa kita pada ruang pertemuan dan
perpisahan. Mengajarkan makna kebersamaan dan makna kehilangan.
Hal-hal baru memang selalu membuat antusias. Tentu memang tidak seluruh
hal baru yang demikian. Namun tahun ajaran baru, bagi saya selalu
memicu semangat berlipat untuk menjalani lagi rutinitas kegiatan belajar
mengajar. Selama setahun menjalani aktivitas mengajar, memang tidak
selalu berjalan mulus. Sebagai manusia, terkadang rasa bosan tiba-tiba
menjalar. Apalagi sebagai pendidik, setiap hari bertemu dengan karakter
beragam. Karena beragam, sudah pasti menimbulkan efek bercampur baur.
Terkadang menjumpai karakter yang menyenangkan, namun dalam beberapa
kesempatan juga hadir karakter yang kurang menyenangkan.
Nah, momen tahun ajaran baru rasa-rasa yang terakumulasi di tahun
sebelumnya sudah seharusnya dipangkas habis. Kembali pada titik semula.
Menghadapi wajah-wajah lama tetapi dengan bahan bakar semangat-motivasi
dan penuh inspirasi. Saya pikir hal demikian juga terjadi pada setiap
peserta didik. Dulu, ketika saya menjadi siswa, tahun ajaran baru juga
sangat saya rindukan. Pertama memang ingin kembali berjumpa dengan
teman-teman dan juga guru-guru. Tapi yang sangat saya inginkan pada
waktu itu yakni, menginginkan sesuatu yang berbeda. Entah itu suasana
kelas, perlakuan teman, sikap guru dll.
Sesuatu yang berbeda.
Inilah yang idealnya harus diracik oleh seorang pendidik di awal tahun
ajaran baru. Nah, untuk bisa meraciknya tentu saja perlu refleksi
menyeluruh dari kegiatan pembelajaran di tahun sebelumnya. Bagaimana
komunikasi dengan siswa, bagaimana komunikasi dengan teman sejawat,
bagaimana komunikasi dengan pimpinan, bagaimana komunikasi dengan
masayarakat, dan banyak lagi bagaimana lainnya yang perlu menjadi kajian
serius.
Refleksi diri memang lebih baiknya membutuhkan
masukan dari pihak lain. Hal ini membantu melihat diri kita dari
perspektif berbeda. Tentu saja nanti akan ada banyak hal yang
mencengangkan. Memang ini tidak serta merta menjadikan kita pendidik
yang sempurna. Bagaimanapun fitrah sebagai manusia yang punya banyak
kekhilafan tak bisa dihindari. Tetapi toh, kita punya kewajiban untuk
selalu meningkatkan kualitas diri.
***
Ketika kemarau yang berkepanjangan, lalu hujan yang dinantikan
benar-benar datang. Perasaan suka cita yang demikianlah sudah seharusnya
menjadi milik pendidik ketika akan memulai tahun ajaran baru. Karena
bagaimanapun, posisi pendidik sangat menentukan bagi keberhasilan
peserta didiknya. Bolehlah fasilitas memadai, kurikulum terbaru, tetapi
profesionalisme seorang pendidik masihlah yang terdepan. Ketika pendidik
bersikap apatis, lalu bagaimana dengan peserta didiknya?
Kalau saya berbicara tentang kesejahteraan pendidik memanglah beragam.
Di sekolah-sekolah yang memiliki basis kuat di pendanaan (sekolah
favorit) tentu kesejah teraannya berbanding terbalik di sekolah-sekolah
pinggiran. Tapi bukan berarti saya hendak mengunggulkan yang satu dengan
lainnya. Yang lebih penting, marilah kita menjadi kebanggaan peserta
didik kita. Apa yang dibanggakan? Modal semangat dan motivasi yang kuat
untuk menjalani pekerjaan kita selama setahun mendatang.
Entah itu Pegawai Negeri Sipil (PNS), Guru Tetap Yayasan (GTY), Guru
Tidak Tetap (GTT), guru bersetifikasi dll, mari kita pompa semangat kita
menjadi berlipat. Siswa kita ingin yang terbaik dari kita. Maka pilihan
yang bijak, dimanapun posisi kita mari menyiapkan modal semangat dan
bekal motivasi untuk anak didik kita. Memang benar, tak ada pertalian
darah diatara dengan mereka, tapi itu bukan alasan untuk tidak
habis-habisan memberikan yang terbaik untuk mereka. Allah telah
menitipkan mereka melalui hati, senyum, tatapan mata, dan tangan Anda.
Jadi, mari melangkah dengan suasana baru yang dirindukan anak-anak kita.
Semoga berhasil..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar