Siapa bilang kimia
merupakan ilmu yang menakutkan, tidak menarik, dan memusing-kan. Asal kita jeli, pasti menemukan sisi menarik kimia. Setiap konsep
dalam ilmu kimia dapat dibuat puisi, asal kita mau merangkum makna setiap
konsep dengan baik. Bila kita mengaku
orang kimia, maka setiap langkah dan nafas kita harus menunjukkan ke-kimia-an.
Otak kita terbagi menjadi
dua bagian, yaitu kanan dan kiri. Banyak orang mengatakan orang IPA jarang atau
bahkan tidak pernah mengembangkan otak sebelah kanan, yaitu bagian yang
berkaitan dengan imajinasi, estetika, intuisi, musik, seni. Sebaliknya otak
sebelah kanan yang berkaitan dengan logika, rasio, dan penalaran banyak
digunakan dan dikembangkan. Untuk menepis hal itu, sebenarnya kita dapat
tunjukkan bahwa ilmu kimiapun mampu digunakan sebagai bahan untuk mengembangkan
otak sebelah kana, diantaranya dengan cara memahami dan menghafal konsep
melalui puisi dan nyanyian. Tidak percaya ? Berikut ini dua contoh puisi
sebagai bahwa ilmu kimiapun mampu mengembangkan otak sebelah kanan :
Tetes-tetes cinta ...
Berlalu lewati ujung buret asmara
Hingga jadikan ku menyatu bersama
Dalam asmara yang ternetralkan suasana
Rona pink cinta tlah nampak nyata
Tunjukkan titik akhir asmara yang membara
Terhenti pada tetes cinta yang melanda
Pun terhenti goyangan labu cinta
Kini ku merenda bahagia
Pada suasana cinta tanpa goda
Ukur volum cinta dalam dada
Tuk tentukan tetes cinta yang mendera
Oh ... mengapa badai datang menerpa
Buka kran buret alirkan tetes cinta buta
Ubah kenetralan hati menjadi buih basa
Tinggikan pH dalam larutan asmara
Kecewa sungguh ku kecewa
Mengapa kau buat cinta bisa terbuka
Merahkan asmara kita berdua
Tinggal larutan lara yang kini tersisa
Ku tahu cintaku kini tlah hancur
Akibat tetes cinta yang datang melebur
Di labu cinta yang sebenarnya sudah akur
Menyesal karna tetes cinta terlanjur mengucur
Tak terbayang dalam hidupku
Dapatkan kau tanpa berliku-liku
Bak gerak Brown yang bebas tak menentu
Oh kini ku jadi milyader baru
Uang tlah adsorpsikan
keinginanku
Tuk dapat liofilkan hasratku
Miliki semua dan hamburkan
uangku
Layaknya Tyndall hamburkan
cahaya yang bertamu
Aku memang liofob pada kemiskinan
Karna hanya jauhkan dari kebahagiaan
Hingga menuju muatan koloid kesepian
Akibat elektroforesis bawa pengaruh perpisahan
Kekayaan buat aku terlena
Tuk berbagi dan koagulasikan harta
Pada mereka yang mengendap di elektroda
Lantaran Cottrell tlah menjerat dalam cerobong riba
Oh ... harta kau ternyata hanya sesaat hadir
Sekarang kanan kiriku jadi mencibir
Karna phobia miskin ku jadi kikir
Laju dialisis kotoran dosa yang mengalir
Oh Tuhan ampuni aku
Tembus membran semi permiabel dosa yang lalu
Dengan bantuan pompa vakum yang baru
Lewat ibadah sebagai koloid
pelindung stabil imanku
Dalam bentuk lagu, misalkan untuk menghafal massa dari partikel α, β, dan γ dapat dilakukan dengan menggunakan lagu berikut ini :
Aku yang pancarkan
sinar
Aku yang tlah kau temukan
Sebagai radioaktif yang mampu bersinar terang
Sinar a, sinar b
Sinar g ada juga
Termasuk sinar
yang dapat dipancarkan oleh kita
Sinarku mampu tembus lempengmu
Sinarku tuk sinari tubuhmu...
Hu ...hu ... (sinarku kan dapat sinari tubuhmu)
Bila a yang dipancarkan
Ada 4 massa yang
hilang
Bila b yang dipancarkan
Ada 1 massa yang
hilang
Namun bila g yang hilang
Tak mungkin kan
ada yang hilang
Karna muatan g netral
Shingga tak
mengubah di susunan.....
PENUTUP
Saat ini di berbagai negara sedang
trend dan semangat mengembangkan joyful
learning dan meaningful learning,
yaitu dengan menciptakan kondisi pembelajaran sedemikian rupa sehingga peserta
didik menjadi betah di kelas karena pembelajaran yang dijalani menyenangkan dan
bermakna. Mereka merasakan bahwa pembelajaran yang dijalani memberikan
perbedaan dalam basis pengetahuan yang ada di pikirannya, berbeda dalam
memandang dunia sekitar, dan merasakan memperoleh sesuatu yang lebih dari apa
yang telah dimilikinya selama ini. Sebagai bangsa yang ingin maju dalam era
globalisasi yang kompetitif ini tentunya kita juga ingin merasakan pembelajaran
yang demikian.
Ilmu kimia yang dianggap sulit dapat diubah menjadi imu
yang jenaka, menggelitik, dan menyenangkan, sehingga belajar kimia menjadi
suatu kesenangan bukan keterpaksaan. Penelitian terhadap
beberapa anak-anak sekolah di dunia yang diadakan UNESCO menunjukkan sebagian
dari mereka menginginkan belajar dengan situasi yang menyenangkan (Dedi
Supriadi, 1999 : 21 – 25). Tanpa
mengurangi peranan pendidik dalam pembelajaran, marilah kita berusaha
menciptakan sendiri pembelajaran yang joyful
learning dan meaningful learning
dengan membiasakan menggali dan melihat sisi-sisi menarik ilmu yang kita
pelajari, khususnya ilmu kimia. Semoga kita termasuk
mahasiswa yang dapat menciptakan kesenangan dalam belajar kimia, bahkan kalau mungkin menjadi
kecanduan belajar. Semoga pula hal ini mampu menggugah perasaan dan pikiran
kita semua (Amiiin)
DAFTAR PUSTAKA
Anonim (1999). Bergembira dengan Sains. (Judul Asli Spiel das Wisen schafft). Terjemahan
Hardjapamekas dan Djadjang Madya Patriana. Bandung : Titian Ilmu.
Dedi Supriadi. (1999). Mengangkat Citra dan
Martabat Guru. Yogyakarta : Adicita Karya Nusa.
Janice Pratt
VanCleave. (1991). Gembira
Bermain dengan Ilmu Kimia : 101 Percobaan yang Pasti Berhasil. Jakarta :
Temprint.
Janice Pratt
VanCleave. (2003). 204
Percobaan-percobaan yang Menakjubkan. Bandung : Pakar Raya.
John,
W., Hill, Doris, K., Kolb. (1995). Chemistry
for Changing Times. Seventh Edition. New
Jersey : Prentice Hall, Inc.
Steve
Setford. (1996). Buku
Saku Sains. Jakarta
: Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar