SEJARAH KABUPATEN BOJONEGORO
Kabupaten Bojonegoro, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur,
Indonesia. Ibukotanya adalah Bojonegoro. Kabupaten ini berbatasan dengan
Kabupaten Tuban di utara, Kabupaten Lamongan di timur, Kabupaten
Nganjuk, Kabupaten Madiun, dan Kabupaten Ngawi di selatan, serta
Kabupaten Blora (Jawa Tengah) di barat. Bagian barat Bojonegoro
(perbatasan dengan Jawa Tengah) merupakan bagian dari Blok Cepu, salah
satu sumber deposit minyak bumi terbesar di Indonesia.
Bojonegoro dari sisi :
1. Geografi
Bengawan
Solo mengalir dari selatan, menjadi batas alam dari Provinsi Jawa
Tengah, kemudian mengalir ke arah timur, di sepanjang wilayah utara
Kabupaten Bojonegoro. Bagian utara merupakan Daerah Aliran Sungai
Bengawan Solo yang cukup subur dengan pertanian yang ekstensif. Kawasan
pertanian umumnya ditanami padi pada musim penghujan, dan tembakau pada
musim kemarau. Bagian selatan adalah pegunungan kapur, bagian dari
rangkaian Pegunungan Kendeng. Bagian barat laut (berbatasan dengan Jawa
Tengah) adalah bagian dari rangkaian Pegunungan Kapur Utara.
Kota
Bojonegoro terletak di jalur Surabaya-Cepu-Semarang. Kota ini juga
dilintasi jalur kereta api jalur Surabaya-Semarang-Jakarta. Kecamatan di
Bojonegoro : Balen • Baureno • Bojonegoro • Bubulan • Dander • Gondang •
Kalitidu • Kanor • Kapas • Kasiman • Kedewan • Kedungadem • Kepohbaru •
Malo • Margomulyo • Ngambon • Ngasem • Ngraho • Padangan • Purwosari •
Sekar • Sugihwaras • Sukosewu • Sumberejo • Tambakrejo • Temayang •
Trucuk.
Kota di Jawa Timur : Batu • Blitar • Kediri • Madiun •
Malang • Mojokerto • Pasuruan • Probolinggo • Surabaya. Jawa Timur Ibu
kotanya Surabaya. Kabupaten di Jawa Timur : Bangkalan • Banyuwangi •
Blitar • Bojonegoro • Bondowoso • Gresik • Jember • Jombang • Kediri •
Lamongan • Lumajang • Madiun • Magetan • Malang • Mojokerto • Nganjuk •
Ngawi • Pacitan • Pamekasan • Pasuruan • Ponorogo • Probolinggo •
Sampang • Sidoarjo • Situbondo • Sumenep • Trenggalek • Tuban •
Tulungagung.
2. Pembagian Administratif
Kabupaten
Bojonegoro terdiri atas 27 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah 419
desa dan 11 kelurahan. Pusat pemerintahan di Kecamatan Bojonegoro.
3. Sejarah
Masa
kehidupan sejarah Indonesia kuno ditandai oleh pengaruh kuat kebudayaan
Hindu yang datang dari India sejak abad I yang membedakan warna
kehidupan sejarah Indonesia jaman Madya dan jaman Baru. Sedangkan
Bojonegoro masih dalam wilayah kekuasaan Majapahit, sampai abad XVI
ketika runtuhnya kerajaan Majapahit, kekuasaan pindah ke Demak, Jawa
Tengah. Bojonegoro menjadi wilayah kerajaan Demak, sehingga sejarah
Bojonegoro kuno yang bercorak Hindu dengan fakta yang berupa
penemuan-penemuan banyak benda peninggalan sejarah asal jaman kuno di
wilayah hukum Kabupaten Bojonegoro mulai terbentuk. Slogan yang tertanam
dalam tradisi masyarakat sejak masa Majapahit "sepi ing pamrih, rame
ing gawe" tetap dimiliki sampai sekarang. Bojonegoro sebagai wilayah
kerajaan Demak mempunyai loyalitas tinggi terhadap raja dan kerajaan.
Kemudian sehubungan dengan berkembangnya budaya baru yaitu Islam,
pengaruh budaya Hindu terdesak dan terjadilah pergeseran nilai dan tata
masyarakat dari nilai lama Hindu ke nilai baru Islam tanpa disertai
gejolak. Raden Patah, Senopati Jumbun, Adipati Bintoro, diresmikan
sebagai raja I awal abad XVI dan sejak itu Bojonegoro menjadi wilayah
kedaulatan Demak. Dalam peralihan kekuasaan yang disertai pergolakan
membawa Bojonegoro masuk dalam wilayah kerajaan Pajang dengan raja Raden
Jaka Tinggkir Adipati Pajang pada tahun 1568. Pangeran Benawa, putra
Sultan Pajang, Adiwijaya merasa tidak mampu untuk melawan Senopati yang
telah merebut kekuasaan Pajang 1587. Maka Senopati memboyong semua benda
pusaka kraton Pajang ke Mataram, sehingga Bojonegoro kembali bergeser
menjadi wilayah kerajaan Mataram. Daerah Mataram yang telah diserahkan
Sunan Amangkurat kepada VOC berdasarkan perjanjian, adalah pantai utara
Pulau Jawa, sehingga merugikan Mataram. Perjanjian tahun 1677 merupakan
kekalahan politik berat bagi Mataram terhadap VOC. Oleh karena itu,
status kadipaten pun diubah menjadi kabupaten dengan wedana Bupati
Mancanegara Wetan, Mas Toemapel yang juga merangkap sebagai Bupati I
yang berkedudukan di Jipang pada tanggal 20 Oktober 1677. Maka tanggal,
bulan dan tahun tersebut ditetapkan sebagai HARI JADI KABUPATEN
BOJONEGORO. Pada tahun 1725 Susuhunan Pakubuwono II naik tahta. Tahun
itu juga Susuhunan memerintahkan agar Raden Tumenggung Haria Mentahun I
memindahkan pusat pemerintahan kabupaten Jipang dari Padangan ke Desa
Rajekwesi. Lokasi Rajekwesi ± 10 Km di selatan kota Bojonegoro. Sebagai
kenangan pada keberhasilan leluhur yang meninggalkan nama harum bagi
Bojonegoro, tidak mengherankan kalau nama Rajekwesi tetap dikenang di
dalam hati rakyat Bojonegoro sampai sekarang.
4. Daftar Bupati
Daftar BupatiTahun Nama
2013-2018 Drs. H. Suyoto, M. Si
2008-2013 Drs. H. Suyoto,M.Si.
2003-2008 Kolonel (pur) H M. Santoso
1998-2003 Drs. H. Atlan
1993-1998 Drs. H. Imam Soepardi
1988-1993 Drs. H. Imam Soepardi
1983-1988 Drs. Soedjito
1978-1983 Drs. Soeyono
1973-1978 Kolonel Invantri Alim Sudarsono
1968-1973 Letnan Kolonel Invantri Sandang
1960-1968 R. Tamsi Tedjo Sasmito
1959-1960 R. Soejitno
1955-1959 R. Baruno Djojoadikusumo
1951-1955 Mas Kusno Suroatmodjo
1950-1951 R. Sundaru
1949-1950 R. Tumenggung Sukardi
1947-1949 Mas Surowijono
1945-1947 R. Tumenggung Sudiman Hadiatmodjo
1943-1945 R. Tumenggung Oetomo
1937-1943 R. Tumenggung Achmad Surjodiningrat
1936-1937 R. Dradjat
1916-1936 R. Adipati Aryo Kusumoadinegoro
1890-1916 R. Adipati Aryo Reksokusumo
1888-1890 R. M. Sosrokusumo
1878-1888 R. M. Tumenggung Tirtonoto II
1844-1878 R. Adipati Tirtonoto I
1828-1844 R. Adipati Djojonegoro
1827-1828 R. Tumenggung Sosrodilogo
1825-1827 R. Adipati Djojonegoro
1823-1825 R. Tumenggung Purwonegoro
1821-1823 R. Tumenggung Sosrodiningrat
1816-1821 R. Tumenggung Sumonegoro
1811-1816 R. Prawirosentiko
1800-1811 R. Ronggo Djenggot
1760-1800 R. M. Guntur Wirotedjo
1756-1760 R. Purwodidjojo
1755-1756 R. Ronggo Prawirodirjo I
1743-1755 R. Tumenggung Hario Matahun III
1741-1743 R. Tumenggung Hario Matahun II
1718-1741 Ki Songko (R. Tumenggung Hario Matahun I)
1705-1718 Ki Wirosentiko (R. Tumenggung Surowidjojo)
1677-1705 Pangeran Mas Toemapel
5. Budaya (Tari Tayub Wayang Thengul)
Tari Tayub :
Tayub
merupakan tari pergaulan yang populer bagi masyarakat Bojonegoro dan
sekitarnya. Tarian ini biasanya dilakukan oleh pria dengan diiringi
gamelan dan tembang Jawa yang dilantunkan oleh waranggono yang syairnya
sarat dengan petuah dan ajaran.
Pertunjukan tari ini banyak
dipergunakan untuk meramaikan kegiatan hajatan yang banyak dilaksanakan
oleh warga Bojonegoro ataupun kegiatan kebudayaan yang lain. Biasanya
dalam mengadakan kegiatannya, tarian tayub ini sudah terkoordinir dalam
suatu kelompok tertentu dengan nama khas masing-masing.
Biasanya
kelompok-kelompok tari tayub ini banyak terdapat di Kecamatan Temayang
dan Bubulan yang terletak sekitar 30 Km dari Kecamatan Kota Bojonegoro.
Wayang Thengul :
Wayang
Thengul adalah kesenian wayang khas Bojonegoro dalam bentuk 3 dimensi
dengan diiringi gamelan pelog/slendro. Walaupun wayang thengul ini
jarang dipertunjukkan lagi, tetapi keberadaannya tetap dilestarikan di
Kabupaten Bojonegoro, khususnya di Kecamatan Kanor yang berjarak ± 40 Km
dari Kota Bojonegoro. Sedangkan jalan cerita dari wayang thengul ini
lebih banyak mengambil cerita menak.
6. Kerajinan
Kerajinan
Mebel Kayu Jati, Produk unggulan ini telah lama dikenal dan berkualitas
ekspor, karena Bojonegoro merupakan penghasil kayu jati berkualitas.
Corak dan desain telah disesuaikan dengan situasi zaman, baik lemari,
buffet, meja, kursi atau tempat tidur.
Adapun daerah-daerah yang
terkenal sebagai industri mebel yaitu diantaranya sukorejo dan temayang.
apa yang membedakan mebel bojonegoro dengan mebel yang lain, mebel
bojonegoro dibuat dari kayu-kayu jati asli dan memiliki umur yang bisa
di bilang sudah cukup tua, dengan menggukan kayu yang tua maka hasil
mebelnya dan ukirannya akan sangat indah sehingga memberikan corak yang
khas.
Kerajinan Bubut – Cukit, Bentuk souvenir kayu jati khas
Bojonegoro yang tetap menonjolkan guratan kayu jati. Penggarapannya
dilakukan secara teliti dan detail, tapi tetap mempertimbangkan aspek
estetika. Khususnya berupa miniatur mobil, sepeda motor, becak, kereta
api, jam dinding atau guci, penghias interior.
Kerajinan Limbah
Kayu, Kerajinan limbah kayu jati yang dibentuk menjadi karya seni dalam
berbagai model sudah merambah pasar ekspor ke berbagai negara.
Kerajinan
Batu Onix, Bojonegoro memiliki tambang batu onix yang melimpah sehingga
berbagai produk kerajinan onix dapat dihasilkan dengan kualitas sangat
memuaskan. Pusat kerajinan batu onix terdapat di Kecamatan Bubulan.
Ledre
adalah makanan khas Bojonegoro. Berbentuk gapit (seperti emping gulung)
dengan aroma khas pisang raja yang manis. Sangat tepat untuk teman
minum teh atau dan sajian tamu atau untuk oleh-oleh.
Perbedaan
ledre dengan gapit yaitu ledre lebih halus, lembut dan aroma pisangnya
menyengat, sementara gapit agak kasar. selain dari pisang raja ledre
juga bisa terbuat dari berbagai pisang misalnya pisang saba, pisang
hijau, pisang susu,dll. tetapi yang khas di daerah bojonegoro atau lebih
optimalnya dalam membuat ledre yaitu menggunakan pisang raja.
Salak
Wedi rasanya manis, masir, renyah, segar dan besar. Dapat dijumpai di
setiap pekarangan rumah penduduk di desa Wedi dan sekitarnya. Perbedaan
Salak Wedi dengan salak lain, seperti Salak Pondoh, adalah kandungan air
yang lebih banyak sehingga membuat Salak Wedi terasa lebih segar.
Keberadaan Salak Wedi sudah ada sejak puluhan bahkan ratusan tahun
silam, yang secara turun-temurun telah menjadi sumber pendapatan bagi
warga Desa Wedi. Konon asal muasal bibit salak ini pertama kali dibawa
oleh seorang Ulama' yang mengajarkan agama Islam di desa Wedi. Dari
bibit tersebut terus berkembang hingga tidak hanya desa Wedi tetapi
meliputi juga beberapa desa sekitar Wedi, yaitu Kalianyar dan
Tanjungharjo.
Blimbing Ngringinrejo, Blimbing dengan berat 2 - 3
ons per buah dapat dijumpai di kebun buah desa Ngringinrejo, Kecamatan
Kalitidu, Bojonegoro. Rasanya manis, segar dan harum, sangat tepat untuk
hidangan penutup, rujak dan lain-lain.
Agro Wisata Tembakau,
Bojonegoro sebagai penghasil tembakau virginia terbesar di Indonesia dan
telah lama dikenal sebagai tembakau terbaik di dunia. Hijaunya tanaman
tembakau hampir di seluruh wilayah Bojonegoro dapat dilihat antara bulan
Mei - Oktober.
7. Tempat Wisata
Bojonegoro
memiliki banyak tempat wisata meskipun belum terkelola secara maksimal.
Akan tetapi hal ini tentu saja bisa menjadi daya tarik tersendiri.
Berikut adalah beberapa diantaranya : Kahyangan Api, Merupakan sumber
api alam yang menyala sepanjang tahun. dan terletak pada posisi yang
sangat strategis yaitu dikelilingi oleh hutan-hutan yang dilindungi dan
bebas dari pencemaran polusi. selain sumber api abadi di kahyangan api
juga terdapat mata air yang konon dapat menyembuhkan berbagai macam
penyakit kulit. Anehnya air ini dari jauh berbau buuk tetapi setelah
mendekat baunya itu hilang dan dari jauh air ini kelihatang seperti air
mendidih tetapi kalau kita sudah mengambilnya maka air tersebut terasa
dingin dan sejuk. Konon, menurut suatu cerita rakyat, keampuhan lokasi
Kahyangan Api telah dirasakan semenjak pemerintah Maha Prabu Angling
Dharma (Sri Aji Dharma) dari Malawapati, yang melatih para prajurit
Malawapati di lokasi Kahyangan Api tersebut. Bahkan, ada beberapa pusaka
Malawapati yang ditempa di Kahyangan Api, termasuk pusaka "punjer"
(andalan) Kerajaan Malawapati dan Kerajaan Bojonegoro di masa Hindu
silam. Benar tidaknya cerita tersebut, tidak diketahui secara pasti.
Namun, kemungkinan besar, Serat Astra Dharma yang saat ini disimpan di
salah satu museum terkenal di Negara Belanda, dapat menjelaskan hal
tersebut. Serat yang ditulis pada masa Raja Astra Dharma alias Prabu
Kijing Wahana, ayahanda Prabu Angling Dharma, yang legendaris tersebut.
Apabila Serat Astra Dharma tersebut kembali ke Nusantara (Indonesia)
dapatlah diketahui dengan pasti bagaimana urutan silsilah raja-raja
Malawapati dan Kediri yang bersumber dari satu asal yaitu Hastinapura di
India.
Waduk Pacal, Waduk pacal yaitu merupakan salah satu
tempat wisata yang ada di bojonegoro, wisata ini menyuguhkan lingkungan
alam yang sangat mempesona karena di kelilingi oleh bukit-bukit yang
sangat indah.
Wana Wisata Dander, keunggulan dari wisata ini
yaitu tempat yang sangat luas dan dilengkapi dengan padang golf, wisata
ini sangat cocok untuk anak-anak karena selain padang golf, disana juga
terdapat berbagai macam permainan anak-anak, seperti taman bermain,
kolam untuk mandi bola, kolam renang dan sungai yang sangat jernih
dengan keadaan sekelilingnya yang sejuk dan tentu saja bebas dari
polusi.
Bahwa perjuangan untuk mewujudkan cita-cita yang luhur
tidaklah melalui jalan yang mulus, pasti melalui berbagai kesulitan dan
halangan. Sehubungan dengan hal tersebut, Sagimun M.D. dalam bukunya
“Pahlawan Diponegoro Berjuang” memprakatai :
“ hanya bangsa yang
tahu menghormati dan menghargai jasa-jasa pahlawannyalah yang dapat
menjadi suatu bangsa yang besar, demikianlah antara lain kata-kata Bung
Karno yang menganjurkan agar supaya kita bangsa Indonesia yang hendak
menjadi suatu bangsa yang besar, harus tahu menghormati dan menghargai
jasa-jasa pahlawan kita”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar