Jumat, 22 November 2013

MADRASAH PENGABDIANKU Part 1

Untuk mencapai sekolah membutuhkan waktu 10 menit dengan kendaraan bermotor. Jalanan yang berbatu dan berdebu tak menyurutkan semangatku. biarpun terkadang, rasa lelah itu selalu mendera. Namun, cita-cita sebagai guru harus tetap terjaga. Impian itu harus saya rengkuh: sebagai guru.

Saya mengajar sebagai guru Madrasah Tsanawiyah di Desa Bulu, Kecamatan Balen, Kabupaten Bojonegoro. Daerah ini berupa pedesaan yang terletak 4 KM dari pusat kecamatan.
Aku bukanlah pegawai negeri sipil. Menteri pendidikan tidak pernah memberikan surat pengangkatan untuk diriku. Meskipun begitu, saya selalu berangkat pagi menuju sekolah, saya tak ingin para siswa mendahuluiku.
Jangan bayangkan jika sekolah tempatku mengabdi seperti yang ada di sinetron-sinetron atau FTV, sekolah ini hanyalah bangunan dengan beberapa kelas dengan furnitur seadanya. Untuk mengajar pun para guru masih harus menggunakan kapur tulis & bergelut dengan debu kapur yang terkadang sampai membuat kami terbatuk-batuk.


Aku mengajar dengan senang hati. Semua murid memerhatikanku dengan baik. Aku sengaja menggunakan Bahasa Indonesia di kelas agar murid lebih terbiasa. Sesekali aku harus mengingatkan mereka agar tidak mengobrol ketika pelajaran di mulai. Namun yang aku tahu pasti, tak ada satupun dari mereka yang memainkan telpon genggam di dalam kelas.
Para siswa masih menggunakan buku bersampul micky mouse atau donald duck, tak pernah ada yang membawa komputer jinjing. Mereka terlihat begitu ceria ketika aku memotret mereka di kelas. Sinar blitzyang menyilaukan membuat mereka ketagihan. Belum lagi, ketika wajah mereka ada di layar kamera, suatu hal yang menyenangkan bisa membuat mereka tersenyum.



Namaku Ririn Isnawati, aku seorang guru, dan aku bangga akan hal itu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar