Kamis, 15 Juli 2010

PENETAPAN KADAR SAKARIN

PENETAPAN KADAR SAKARIN

I. TUJUAN
 Praktikan mampu mengetahui kadar sakarin dari sebuah sampel ( marimas ) dengan menggunakan metode ekstraksi-titrasi.

II. DASAR TEORI
Ada beberapa cara pemisahan dan permunian suatu zat dari campurannya secara fisik antara lain : Destilasi, ekstraksi, koagulasi, adsorbsi, dan sublimasi.
Ekstraksi merupakan proses pengambilan komponen berdasarkan kelarutannya dalam dua fasa cair yang berbeda dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak substansi yang diingikan tanpa melarutkan material lainnya. Sedangkan zat yang diperoleh disebut sari ( ekstrak ). Ekstraksi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Ekstraksi menggunakan pelarut didasarkan pada kelarutan terhadap komponen lain dalam campuran. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju ekstraksi adalah :
 Tipe persiapan sampel
 Waktu ekstraksi
 Kuantitas pelarut
 Suhu pelarut
 Tipe pelarut
Pada industri the botol atau teh kotak, sari teh diperoleh dari daunnya dengan cara ekstraksi memakai pelarut cair. Pada kehidupan sehari-hari beberapa pelarut organik seperti aseton atau bensin dapat digunakan untuk mengekstraksi noda-noda minyak pada pakaian.
(Drs.Irfan Anshory.1998.Kimia SMU jilid I.jakata:Erlangga ).
Sedangkan titrasi merupakan salah satu teknik analisis kimia kuantitatif yang dipergunakan untuk menentukan konsentrasi suatu larutan tertentu, dimana penentuannya menggunakan suatu larutan standar yang sudah diketahui konsentrasinya secara tepat. Pengukuran volume dalam titrasi memegang peranan yang amat penting sehingga ada kalanya sampai saat ini masih banyak yang menyebut titrasi dengan nama analisis volumetri. Larutan yang dipergunakan untuk penentuan larutan yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan dalam buret dan larutan ini disebut sebagai larutan standar atau titran, sedangkan larutan yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan dierlenmeyer yang disebut sebagai analit. Dari kumpulan reaksi kimia yang dikenal relatif sedikit yang dapat digunakan sebagai dasr untuk titrasi, suatu reaksi harus memenuhi persyaratan tertentu sebelum dapat digunakan, yaitu :
1. Reaksi harus berlangsung sesuai persamaan reaksi tertentu.
2. Reaksi harus berlangsung sampai benar-benar lengkap pada titik ekuivalen.
3. Beberapa cara harus tersedia untuk menentukannya apabila titik ekuivalen dicapai.
4. Diharapkan bahwa reaksi berlangsung cepat sehingga titran dapat berlangsung dalam beberapa menit.
(Underwood, 1998 )
Titik dimana terjadinya perubahan warna indikator ini disebut titik akhir titrasi, secara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik akhir teoritis ( titik ekuivalen ). dalam prakteknya selalu terjadi sedikit perbedaan yang disebut kesalahan titrasi. ( Sukrimah, 1990 ).
Dalam percobaan ini kita diminta mengetahui kadar sakarin dalam minuman sachet ( marimas ) kita ketahui sakarin adalah pemanis buatan yang memiliki struktur dasar sulfinida benzoat, karena strukturnya berbeda dengan karbohidrat sakarin tidak menghasilkan kalori. Sakarin jauh lebih manis daripada sukrosa, dengan perbandingan rasa manis kira-kira 400 kali lipat sukrosa. Sakarin mengalami hidrolisa dalam suasana alkalis menjadi asam O-sulfamoil-benzoat atau dalam suasana asam akan menjadi asam ammonium O-sulfo-benzoat. Sakarin sulit larut dalam air, oleh karena itu senyawa ini sering digunakan dalam bentuk garam ( Na-sakarin ). Na-sakarin biasanya digunakan sebagai pemais dalam sampel minuman ringan. ( artikel.blogspot.com )
III. ALAT DAN BAHAN

3.1. Alat-alat
- Erlenmeyer
- Labu takar 250,0 ml
- Corong pemisah
- Gelas beker
- Gelas ukur
- Buret
- Statif
- Pipet volume 25,0 ml
- Pipet tetes
- Pemanas

3.2. Bahan-bahan
 Marimas
 Aquades
 10,0 ml HCl pekat
 30,0 ml eter
 3,00 ml aseton
 Larutan NaOH
 Larutan asam oksalat

IV. DATA PENGAMATAN

 1,00 ml NaOH 0,05 N ~ 10,26 mg Na-sakarin
~ 9,160 mg asam sakarin
 Standarisasi NaOH

Titrasi ke- V ( COOH )2 . 2H2O V NaOH
1. 5,00 ml 11,50 ml
2. 5,00 ml 11,20 ml
Rata-rata 5,00 ml 11,35 ml

N1 . V1 = N2 . V2

N NaOH = =


=

= 0,0440 N

 Kadar Na-sakarin

= ml Titrasi x x 10,26 mg x

= 0,7 ml x x 10,26 mg x 10,0 ml

= 0,7 ml x 0,88 x 10,26 mg x 10,0ml
= 63,2016 mg/sachet



V. PEMBAHASAN

Pada paraktikum penetapan kadar sakarin kali ini metode yang digunakan adalah ekstraksi dan titrasi.
Ekstraksi merupakan proses pelarutan satu atau sejumlah penyusun atau campuran ke dalalm pelarut sehingga penyusun-penyusun tersebut terpisah dari penyusun lain yang tidak larut dalam pelarut itu atau dengan istilah lain ekstraksi merupakan proses pemisahan komponen berdasarkan dua fasa cair yang berbeda.
Larutan yang diekstraksi pada praktikum kali ini adalah laruta marimas dengan eter. Pelarut organik yang digunakan adalah eter karena eter merupakan salah satu pelarut organik yang tidak bisa bercampur dengan air. Pada percobaan kali ini yang akn ditetapakan berapa mg sakarin yan terdapat pad sampel ( marimas). 1 gram sakarin dapat larut dalam 290 ml air dalam suhu kamar atau dalam 25,0 ml air mendidih. Sakarin mudah larut dalam alkali karbonat dan sedikit larut ( sukar ) dal kloroform atau eter.
25,0 ml larutan marimas, 10,0 ml HCl pekat dan 10,0 ml eter yang sudah di masukkan ke corong pemisah kemudian kita kocok dengan hati-hati dengan memiringkan corong pemisah. Karena pengocokan akan menimbulkan sedikit panas dan menyebabkan tekanan uap dalamcorong pemisah naik, maka tekanan uap dapat dihilangkan dengan cara membuka kran bagian bawah. Kemudian setelah larutan sampel dan eter dikocok maka didiamkan supaya kedua larutan yang telah bercampur terpisah menjadi dua lapis, larutan sampel ( marimas ) berada diatas sedangkan eter berada dibawah karena berat jenis eter lebih besar daripada air. Ekstraksi dilakukan sebanyak tiga kali dengan setiap kali ekstraksi di tambah 10,0 ml eter. Ketika sudah dilakukan ekstraksi berulang-ulang maka hasil dari ekstraksi dikumpulkan dan diekstraksi lagi denga 10,0ml aquades kemudian diuapkan sehingga yang tersisa adalah residunya saja.
Dari residu yag telah di dapat di tambah dengan 3,00 ml aseton, 2,00 ml aquades dan indikator BTB kemudian dititrasi dengan larutan NaOH yang sudah distandarisasi dengan asam oksalat smapi terjadi perubahan warna dari bening menjadi biru.
Daripercobaan dan perhitungan yang telah dilakukan diperoleh :
 N NaOH = 0,0440 N
 ml titrasi = 0,7 ml
 Kadar Na-sakarin = 63,2016 mg/sachet

VI. KESIMPULAN
 Uji penetapan kadar sakarin melibatkan dua metode yaitu ekstraksi dan titrasi
 Intensitas rasa manis pada garam Na-sakarin kira-kira 400 kali lebih tinggi daripada sukrosa
 kadar sakarin pada minuman ringan ( marimas ) sebesar 63,2016 mg/sachet.
 Ketika sampel minuman ringan, HCl dan eter diekstrasi larutan sampel beada diatas dan eter berada dibawah karena berat jenis eter lebih besar daripada berat jenis air.
 Pada saat titrasi indikator yang digunakan adalah indikator BTB

VII. DAFTAR PUSTAKA

Anshory, Irfan, 1998. Kimia SMU jilid I. Jakarta: Erlangga
Artikel bilboer. Blogspot. Com. akses 27-12-2009
Day, R. A dan Underwood, AL. 2002. Analisis Kimia kuantitatif edisi ke-6. Jakarta: Erlangga
Pudjaatmaka, A. Hadyana. 1997. Pedoman Pedoman Belajar Ilmu Kimia. Jakarta: Erlangga
Sukrimah. 1990. Kimia Kedokteran adisi 2. Jakarta: Bina Rupa Aksara
www. Wikipedia. Com.Akses 23-12-2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar