Kamis, 15 Juli 2010

MENENTUKAN KADAR BaO DENGAN MENGGUNAKAN METODE GRAVIMETRI

MENENTUKAN KADAR BaO DENGAN MENGGUNAKAN
METODE GRAVIMETRI

I. Tujuan
Untuk mengetahui kadar BaO dalam suatu sample.

II. Dasar Teori
Analisis Gravimetri adalah cara analisis kuantitatif berdasarkan berat tetapnya. Dalam analisis ini, unsure atau senyawa yang dianalisis ini, unsure atau senyawa yang dianalisis dipisahkan dari sejumlah bahan yang dianalisis. Bagian terbesar analisis gravimetric menyangkut perubahan unsure atau gugus dari senyawa yang dianalisis menjadi senyawa lain yang murni dan stabil, sehingga dapat diketahui berat tetapnya. Berat unsure atau gugs yang dianalisis selanjutnya dihitung dari rumus senyawa serta berat atom penyusunnya.
Pemisahan unsur murni yang terdapat dalam senyawa dapat terjadi melalui beberapa cara., diantaranya yaitu:
a. Cara pengendapan
b. Cara penguapan atau penyaringan (evolution)
c. Cara analisis pengendapan dengan memakai listrik.
d. Macam-macam cara fisik lainnya.

Kelebihan cara analisis Gravimetric dibanding Volunetri adalah bahwa penyusun yang dicari dapat diketahui pengotoran yang ada dan bila diperlukan dapat dilakukan pembetulan. Kekurangan dari metode gravimetric adalah cara ini sangat memakan waktu.
A. Cara Pengendapan
Dalam bentuk senyawa yang tidak larut atu sukar larut, hingga tak ada yang hilang selama penyaringan, pencucian, dan penimbangan. Misalnya pada penetapan larutan perak dengan mengendapkan memakai larutan NaCl berlebihan kemudian disaring, dicuci, selanjutnya dikeringkan pada suhu 130˚C dan akhirnya ditimbang sebagai AgCl.
Faktor–Faktor yang mempengaruhi berhasilnya cara pengendapan adalah:
1. Endapan harus sedemikian tidak larut hingga hal ini diperbolehkan asalkan zat yang tidak terendapkan tidak melampaui batas minimum yang dapat ditunjukkan oleh neraca analitik 0,1 mg.
2. Keadaan fisis endapan harus sedemikian hingga dapat segera dipisahkan dari larutannya dengan penyaringan serta dicuci hingga bebas dari pengotoran.
3. Endapan harus dapat diubah menjadi senyawa murni dengan susunan kimia yang pasti, hal ini dapat dicapai dengan pengajaran atau pengeringan atau penguapan memakai cairan yang cocok.

B. Cara Penguapan atau Pengeringan
Dasar dari cara ini adalah penghilangan penyusun (komponen atau konstituen) yang mudah menguap. Ini dilakukan menurut beberapa cara:
1. Pemijaran secara sederhana dalam udara atau dalam aliran gas yang tidak ikut bereaksi.
2. Dengan memakan pereaksi kimia yang dapat mengubah penyusun yang dikehendaki menjadi lebih mudah menguap.
3. Dengan memakai pereaksi kimia dapat diubah menjadi penyusun yang sukar untuk menguap.

Pada cara dua yang menguap dapat diserap dengan medium tertentu yang sebelumnya ditimbang dengan teliti. Ini disebut dengan cara langsung. Ada juga cara tidak langsung yaitu dengan menghitung berat sisa pengeringan atau penguapan hingga penyusun yang menguap dapat diketahui. Pada cara ini juga dapat menentukan kelembaban atau kadar ini hablur suatu bahan dengan cara memanaskan pada suhu tertentu misalnya 110˚C, kemudian setelah diketahui pengurangan berat dengan menimbang dapat dihitung kadar air lembab atau air hablur. Pada penentuan ini pemanasannya memerlukan suhu yang lebih tinggi dari 100˚C, dalam hal ini harus dipastikan bahwa kompinen pokok selama pemanasan tidak terurai.

III. Alat dan Bahan
3.1. Alat
a. Gelas beker
b. Corong
c. Erlemeyer
d. Oven
e. Neraca
f. Chamber
g. Penjepit
h. Pipet volume 10 ml
i. Cawan porselin
j. Pipet tetes

3.2. Bahan
a. Kertas saring Whatman 42
b. Larutan BaCl
c. Larutan H2SO4


IV. Cara kerja
1. Timbang gelas beker
2. Ambil 10 ml BaCl dan masukkan dalam erlemeyer
3. Timbang erlemeyer beserta larutan
4. Tambahkan H2SO4 berlebih sampai tidak timbul endapan.
5. Pisahkan endapan dengan cara penyaringan menggunakan kertas saring
6. Panaskan cawan porselin
7. Letakkan endapan dalam cawan porselin dan panaskan dalam oven kurang lebih 1 jam dengan suhu 105˚c
8. dinginkan endapan dalam desikator
9. Kerok endapan.
10. Timbang endapan.
11. Hitung kadar BaO dalam sample.

V. Hasil Pengamatan
Reaksi : BaO ‮‮‮‮+ H2SO4 → BaSO4 ‮‮‮‮+ HCl
Diketahui :
Berat sample (BaCl2) = 9.91 gram
Berat endapan = 0.04 gram
BM BaO = 153.33
BM BaSO4 = 233,39
Perhitungan :
Kadar BaO dalam sample = Berat endapan x F bravimetri x 100%
Berat endapan
= B x BM BaO x 100%
A BM BaSO4
= 0,04 gram x 153,33 x 100%
9.91 gram 233,39
= 0,004 x 0,66 x 100%
= 0,264 %
VI. Pembahasan
Dalam praktik ini kita melakukan percobaan yaitu menentukan kadar BaO dalam suatu sample yang dilakukan dengan cara pengendapan yaitu yang dilakukan dengan cara mengambil BaCl2 sebanyak 10 ml yang kemudian ditambah dengan H2SO4 berlebih sampai tidak menghasilkan endapan lagi. Kemudian endapan yang telah diperoleh dipisahkan dengan kertas saring yang kemudian diletakkan dalm cawan porslin, yang sebelumnya dipanaskan terlebih dahulu (supaya mempercepat pengeringan). Setelah diletakkan dalam cawan porselin, kemudian cawan tersebut dimasukkan dalam oven selama kurang lebih 1 jam dengan suhu 105 ˚C lalu endapan tersebut didinginkan dalam desikator. Setelah dingin endapan dikerok dan kemudian ditimbang, lalu dihitung kadarnya.
Setelah kerja dilakukan ternyata dapat diperoleh kadar BaO dalam samplel tersebut sebanyak 0,264 % dan juga endapan yang terjadi yaitu berwarna putih, ini disebabkan karena reaksi berikut:
BaCl ‮+ H2SO4 → BaSO4 + HCl

VII. Kesimpulan
Dalam percobaan ini dapat disimpulkan bahwa dalam menentukan kadar BaO kita dapat menggunakan metode Gravimetri dengan cara pengendapan.





DAFTAR PUSTAKA

Mursyidi, Akhmad, dkk., Volumetri dan Gravimetri, Gajah Mada University Perss: Yogyakarta, 2008.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar