Rabu, 12 Maret 2014

KREATIVITAS TINGGI = IQ TINGGI?



Tentunya kita semua sudah tahu apa itu kreativitas. Menurut Munandar (1996:6) Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relative berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.
Sekarang ini banyak lembaga pendidikan yang hanya mengutamakan kecerdasan IQ saja, padahal kreativitas penting, karena kreativitas dan intelegensi sama-sama berperan dalam prestasi belajar. Kreativitas yang tinggi dapat meningkatkan prestasi belajar anak.
Kreativitas sangat dibutuhkan karena banyak permasalahan serta tantangan hidup yang menuntut kemampuan adaptasi secara kreatif dan kepiawaian dalam mencari pemecahan masalah yang imajinatif. Menurut Torrance dkk (1959) menyimpulkan bahwa kelompok siswa yang kreativitasnya tinggi tidak beda dalam prestasi sekolah dengan siswa yang intelegensinya tinggi.

Jadi tidak perlu khawatir, apabila putra-putri kita tidak punya  keturunan dengan IQ tinggi, dengan cara mendongkrak kreativitasnya maka hasil prestasi belajarnya akan sama dengan anak yang IQ-nya tinggi. Kreativitas harus dipupuk sejak dini, mengapa? Karena, dengan berkembangnya kemampuan untuk menggali kreativitas sejak dini, akan membentuk anak menjadi percaya diri, mengurangi rasa takut, serta rendah diri. Apabila sudah timbul rasa percaya diri dan hilangnya rasa rendah diri maka siswa akan menjadi optimis. Dengan begitu siswa akan lebih semangat mengikuti semua pelajaran di sekolah.
Telitilah bagi ibu dan Guru, apakah  putra-putri kita sudah memiliki kreativitas????????
Menurut Sumanto (2005:39) anak yang kreatif cirinya yaitu punya kemampuan berfikir kritis, rasa ingin tahu, tertarik pada kegiatan yang dirasakan sebagai tantangan, berani mengambiil resiko, tidak mudah putus asa, menghargai keindahan, mampu berbuat atau berkarya, menghargai diri sendiri dan orang lain.
Bagaimana cara mengembangkan kreativitas???? Semua pembelajaran apabila dilakukan sesuai dengan kurikulum yang berlaku pasti mengandung berbagai metode untuk mengembangkan kreativitas, misalkan saja bermain lempung untuk membuat berbagai macam bentuk seperti hewan, peralatan dapur atau kolase (menggambar dengan menggunakan berbagai serbuk gergaji, ampas kelapa ataupun guntingan daun yang sudah kering), mewarnai dengan media yang bermacam-macam atau ketrampilan melikpat kertas menjadi bentuk burung, kucing dll. Kegiatan kreativitas ini  dapat diberikan dengan suasana yang lebih menyenangkan, toh pembelajaran tidak harus di dalam kelas.
Strategi pembelajaran pada peserta didik di sekolah tidak harus melulu pada buku dan pensil dengan duduk manis di belakang meja, hati-hati hal ini dapat mematikan kreativitas anak dalam berimajinasi, akhirnya anak akan tumbuh biasa-biasa saja, dengan IQ yang biasa pula.
Sebagai akhir untaian kata, mari kita bersama-sama belajar mengambangkan kurikulum yang ada menjadi lebih inovatif, agar apa yang kita sampaikan tidak membosankan dan jadilah guru yang selalu kreatif dengan cara membaca alam di sekitar kita, memamng ilmu yang kita dapat dari alam tidak bertitel atau bergelar tapi akan terasa lebih abadi dalam hati dan pikiran kita.
Semoga kita menjadi hamba yang dapat menjaga amanah dari Allah, keluarga dan masyarakat dan akan membawa keselamatan dunia akhirat, aamiin….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar