Rabu, 30 Oktober 2013

PENGALAMAN MENGAJAR KETIKA PPL (PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN)

Sejak 16 Juli- Oktober 2011 saya  magang (praktek mengajar) di SMAN 3 Semarang (RSBI) yang terletak di jalan Pemuda atau lebih tepatnya depan balai kota Semarang, banyak kemudian ilmu yang di peroleh dari perkuliyahan selama ini, namun tentunya tidak semudah membalikkan telapak tangan untuk mengaplikasikannya di lapangan. Ada hal-hal tertentu yang harus di sikapi secara bijak di lapangan, kita tidak boleh saklak dengan teori yang di peroleh hasil dari belajar, toh kenyataanya kita juga setelah kelapangan dan terjun langsung menjadi guru amatlah sulit untuk mengubah kebiasaan yang sudah mengakar selama ini, mulai dari metode belajar ceramah, guru sering meninggalkan kelas, guru kurang responsibility dengan tugasnya sampai kepada cara mengajar yang monoton dan tidak menerapkan cara mengajar PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan).

Selaku guru model yang memiliki tugas memperbaiki sistem mengajar selama ini memiliki beban ekstra keras dengan kondisi sekarang ini, permasalahannya bukan hanya saja faktor guru, akan tetapi juga dari siswa.  Kebiasaan siswa selama ini menerima suapan materi dari dari guru sudah membuat mereka nyaman dengan kondisi tersebut, pengalaman di lapangan mereka lebih suka belajar sendiri dari pada kerja kelompok, dan juga ketika di kelompokkan, tingkah laku mereka semakin menjadi jadi, ribut sana-sini, dan hal yang di ributkan bukanlah hal materi diskusi saja akan tetapi semua hal yang sering mereka kerjakan baik dirumah maupun di sekolah yang sudah menjadi suatu hal kebiasaan.
Saya akui ini masih permulaan, bagi saya yang akan bicara semuanya adalah waktu. Semakin sering guru menerapkan metode belajar Cooperatif Learning maka siswa juga akan semakin suka dengan metode tersebut. Permasalahannya sekali lagi bukanlah masalah suka atau tidak dengan metode tersebut, akan tetapi masalah siap atau tidak, guru tidak siap untuk mengajar dengan PAIKEM karena tidak ada contoh dan fasilitas yang mendukung, siswa juga belum siap menjadi bahan percobaan dengan fasilitas yang belum memadai tadi, akhirnya menurut saya masalah kasiapanlah yang menjadi tantangan guru model saat ini.
Manjadda Wajadda, inilah tekad yang sering saya tanamkan dalam jiwa selama ini, mudah-mudahan kesungguhan, kerja keras, kerja cerdas dan tawakkallah bisa membantu menjadikan pengabdian ini berbuah manis yang bisa kupetik nanti. Keep Spirit ^__^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar