Kamis, 12 September 2013

REFLEKSI TAHUN AJARAN BARU


Memasuki tahun ajaran baru, saya merasa terlahir kembali. Mungkin inilah yang spesial dari rutinitas seseorang yang bekerja sebagai pendidik. Kembali menjumpai wajah-wajah baru yang akan terus bersama selama beberapa tahun. Meski pada di sisi lain, saya merasa kehilangan sahabat-sahabat yang telah menyelesaikan studinya. Tapi begitulah, kehidupan selalu membawa kita pada ruang pertemuan dan perpisahan. Mengajarkan makna kebersamaan dan makna kehilangan.

Hal-hal baru memang selalu membuat antusias. Tentu memang tidak seluruh hal baru yang demikian. Namun tahun ajaran baru, bagi saya selalu memicu semangat berlipat untuk menjalani lagi rutinitas kegiatan belajar mengajar. Selama setahun menjalani aktivitas mengajar, memang tidak selalu berjalan mulus. Sebagai manusia, terkadang rasa bosan tiba-tiba menjalar. Apalagi sebagai pendidik, setiap hari bertemu dengan karakter beragam. Karena beragam, sudah pasti menimbulkan efek bercampur baur. Terkadang menjumpai karakter yang menyenangkan, namun dalam beberapa kesempatan juga hadir karakter yang kurang menyenangkan.

Nah, momen tahun ajaran baru rasa-rasa yang terakumulasi di tahun sebelumnya sudah seharusnya dipangkas habis. Kembali pada titik semula. Menghadapi wajah-wajah lama tetapi dengan bahan bakar semangat-motivasi dan penuh inspirasi. Saya pikir hal demikian juga terjadi pada setiap peserta didik. Dulu, ketika saya menjadi siswa, tahun ajaran baru juga sangat saya rindukan. Pertama memang ingin kembali berjumpa dengan teman-teman dan juga guru-guru. Tapi yang sangat saya inginkan pada waktu itu yakni, menginginkan sesuatu yang berbeda. Entah itu suasana kelas, perlakuan teman, sikap guru dll.
Sesuatu yang berbeda. Inilah yang idealnya harus diracik oleh seorang pendidik di awal tahun ajaran baru. Nah, untuk bisa meraciknya tentu saja perlu refleksi menyeluruh dari kegiatan pembelajaran di tahun sebelumnya. Bagaimana komunikasi dengan siswa, bagaimana komunikasi dengan teman sejawat, bagaimana komunikasi dengan pimpinan, bagaimana komunikasi dengan masayarakat, dan banyak lagi bagaimana lainnya yang perlu menjadi kajian serius.
Refleksi diri memang lebih baiknya membutuhkan masukan dari pihak lain. Hal ini membantu melihat diri kita dari perspektif berbeda. Tentu saja nanti akan ada banyak hal yang mencengangkan.  Memang ini tidak serta merta menjadikan kita pendidik yang sempurna. Bagaimanapun fitrah sebagai manusia yang punya banyak kekhilafan tak bisa dihindari. Tetapi toh, kita punya kewajiban untuk selalu meningkatkan kualitas diri.
***

Ketika kemarau yang berkepanjangan, lalu hujan yang dinantikan benar-benar datang. Perasaan suka cita yang demikianlah sudah seharusnya menjadi milik pendidik ketika akan memulai tahun ajaran baru. Karena bagaimanapun, posisi pendidik sangat menentukan bagi keberhasilan peserta didiknya. Bolehlah fasilitas memadai, kurikulum terbaru, tetapi profesionalisme seorang pendidik masihlah yang terdepan. Ketika pendidik bersikap apatis, lalu bagaimana dengan peserta didiknya?

Kalau saya berbicara tentang kesejahteraan pendidik memanglah beragam. Di sekolah-sekolah yang memiliki basis kuat di pendanaan (sekolah favorit) tentu kesejah teraannya berbanding terbalik di sekolah-sekolah pinggiran. Tapi bukan berarti saya hendak mengunggulkan yang satu dengan lainnya. Yang lebih penting, marilah kita menjadi kebanggaan peserta didik kita. Apa yang dibanggakan? Modal semangat dan motivasi yang kuat untuk menjalani pekerjaan kita selama setahun mendatang.

Entah itu Pegawai Negeri Sipil (PNS), Guru Tetap Yayasan (GTY), Guru Tidak Tetap (GTT), guru bersetifikasi dll, mari kita pompa semangat kita menjadi berlipat. Siswa kita ingin yang terbaik dari kita. Maka pilihan yang bijak, dimanapun posisi kita mari menyiapkan modal semangat dan bekal motivasi untuk anak didik kita. Memang benar, tak ada pertalian darah diatara dengan mereka, tapi itu bukan alasan untuk tidak habis-habisan memberikan yang terbaik untuk mereka. Allah telah menitipkan mereka melalui hati, senyum, tatapan mata, dan tangan Anda. Jadi, mari melangkah dengan suasana baru yang dirindukan anak-anak kita. Semoga berhasil..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar