Selasa, 17 Desember 2013

RADIO ISOTOP DALAM BIDANG INDUSTRI



A.    Penggunaan Radioisotop Dalam Bidang Industri
1.      Pemeriksaan Tanpa Merusak.
Pemerikasaan tanpa merusak dalam menentukan kualitas suatu system dapat dilakukan baik dengan metode teknik nuklir maupun non-nuklir. Radiasi berdaya tembus tinggi dapat diapakai untuk melakukan pemeriksaan bahan tanpa merusak bahan yang diperiksa (non destructive testing ). Teknik pemeriksaan dengan radiasi ini disebut juga radiografiindustri. Uji tak merusak ini biasanya memanfaatkan radiasi jenis foton berdaya tembus tinggi, baik berupa sinar gamma yang dipancarkan oleh radioisotop maupun sinar-X dari suatu pesawat.
Sifat dari radiasi itu sendiri adalah sebagian diserap dan sebagian diteruskan oleh bahan yang diperiksa. Oleh sebab itu, radiasi akan mengalami pelemah di dalam bahan. Tingkat pelemahannya bergantung pada tebal bagian bahan yang menyerap radiasi. Prinsip dasar dalam uji tak merusak ini adalah bahwa radiasi akan menembus benda yang diperiksa, namun karena adanya cacat dalam bahan maka banyaknya radiasi yang diserap oleh bagian-bagian pada bahan tidak sama. Dengan memanfaatkan sifat interaksi antara radiasi foton dengan bahan seperti ini, maka radiasi dapat dimanfaatkan untuk memeriksa cacat yang ada di dalam bahan. Rongga maupun retak sekecil apapun dapat dideteksi dengan teknik radiografi. Apabila radiasi yang diteruskan dan keluar dari bahan ditangkap film fotografi yang dipsang di belakang bahan tersebut, maka perbedaan intensitas radiasi akan menimbulkan kehitaman yang berbeda pada fil, sehinggan cacat dalam dalam bahan yang diperiksa akan tergambar pada film. Dengan teknik

Ini dapat diketahui mutu sambungan las, kualitas logam cor dan juga keadaan dalam diri suatu system. Untuk mendapatkan ketelitian pemeriksaan yang lebih tinggi, maka teknik radiografi dapat dikombinasikan dengan teknik pemeriksaan lainnya, karena tiap cacat pada benda menimbulkan gambaar berlainan. Maka untuk membaca gambar film diperlukan pengalaman dan keahlian tersendiri, sehingga kemungkinan terjadinya salah interpretasi dapat dihindari atau dikurangi.
2.      Untuk Mendeteksi Kebocoran Pipa Dalam Tanah Dan Beton.
Radioisotop digunakan untuk mendeteksi kebocoran pipa yang ditanam di dalam tanah atau dalam beton dengan memasukannya ke dalam aliran pipa yang diperkirakan terjadikebocoran pipa di dalamnya sehingga kebocoran dapat dideteksi tanpa penggalian tanah atau pembongkaran beton.
3.      Untuk Mengetahui Adanya Cacat Pada Material.
Pada bidang industri aplikasi baja perlu dianggap bahwa semua bahan selalumengandung cacat. Cacat dapat berupa cacat bawaan dan cacat yang terjadi akibat penanganan yang tidak benar. Cacat pada material merupakan sumber kegagalan dalamindustri baja. Penyebab timbulnya cacat pada material meliputi desain yang tidak tepat, proses fabrikasi dan pengaruh lingkungan. Desain yang tidak tepat meliputi pemilihan bahan,metode pengerjaan, panas yang tidak tepat dan tidak dilakukannya uji mekanik. Proses fabrikasi meliputi keretakan karena penggerindaan, cacat proses fabrikasi dan cacat pengelasan. Kondisi operasi lingkungan meliputi korosi. Untuk mengetahui adanya cacat pada material maka digunakan suatu pengujian material tak merusak yang salah satunya adalah dengan metode radiografi sinar gamma.Teknik radiografi merupakan salah satu metode pengujian material tak-merusak yang selama ini sering digunakan oleh industri baja untuk menentukan jaminan kualitas dari produk yang dihasilkan. Teknik ini adalah pemeriksaan dengan menggunakan sumber radiasi(sinar-x atau sinar gamma) sebagai media pemeriksa dan film sebagai perekam gambar yang dihasilkan. Radiasi melewati benda uji dan terjadi atenuasi dalam benda uji. Sinar yang akandiatenuasi tersebut akan direkam oleh film yang diletakkan pada bagian belakang dari bendauji. Setelah film tersebut diproses dalam kamar gelap maka film tersebut dapat dievaluasi.
4.      Digunakan Dalam Pengujian Kualitas Las Pada Waktu Pemasangan Pipa Minyak/Gas Serta Instalasi Kilang Minyak.
Teknik radiografi merupakan teknik yang sering dipakai terutama pada tahap-tahapkonstruksi. Pada sektor industri minyak bumi, teknik ini digunakan dalam pengujian kualitaslas pada waktu pemasangan pipa minyak/gas serta instalasi kilang minyak. Selain bagianbagian konstruksi besi yang dianggap kritis, teknik ini digunakan juga pada uji kualitas las dari ketel uap tekanan tinggi serta uji terhadap kekerasan dan keretakan pada konstruksi beton. Radioisotop yang sering digunakan adalah kobal-60 (60Co). Dalam bidang industri,radioisotop digunakan juga sebagai perunut misalnya untuk menguji kebocoran cairan/gasdalam pipa serta membersihkan pipa, yang dapat dilakukan dengan menggunakan radioisotopiodoum-131 dalam bentuk senyawa CH3131l. Radioisotop seng-65 (65Zn) dan fosfor-32 merupakan perunut yang sering digunakan dalam penentuan efisiensi proses industri, yangmeliputi pengujian homogenitas pencampuran serta residence time distribution (RTD).Sedangkan untuk kalibrasi alat misalnya flow meter, menentukan volume bejana tak  beraturan serta pengukuran tebal material, rapat jenis dan penangkal petir dapat digunakan radioisotop kobal-60, amerisium-241 (241Am) dan cesium-137 (137Cs).Kebocoran dan dinamika fluida di dalam pipa pengiriman gas maupun cairan dapatdideteksi menggunakan radioisotop. Zat yang sama atau memiliki sifat yang sama dengan zat yang dikirim diikutsertakan dalam pengiriman setelah ditandai dengan radioisotop. Keberadaan radioisotop di luar jalur menunjukkan terjadinya kebocoran. Keberadaan radioisotop ini dapat dicari jejaknya sambil bergerak dengan cepat, sehingga pipa transmisi minyak atau gas bumi dengan panjang ratusan bahkan ribuan km dapat dideteksi kebocorannya dalam waktu relatif singkat. Radioisotop dapat digunakan pula untuk menguji kebocoran tangki penyimpanan ataupun tangki reaksi. Pada pengujian ini biasanya digunakan radioisotop dari jenis gas mulia yang inert (sulit bereaksi).
5.      Mengontrol Ketebalan Bahan.
Ketebalan produk yang berupa lembaran, seperti kertas film atau lempeng logam dapat dikontrol dengan radiasi. Prinsipnya sama seperti diatas, bahwa intensitas radiasi yangditeruskan bergantung pada ketebalan bahan yang dilalui. Detektor radiasi dihubungkan dengan alat penekan. Jika lembaran menjadi lebih tebal, maka intensitas radiasi yang diterimadetektor akan berkurang dan mekanisme alat akan mengatur penekanan lebih kuat sehinggaketebalan dapat dipertahankan. 
6.      Pengawetan Bahan.
Radiasi juga telah banyak digunakan untuk mengawetkan bahan seperti kayu, barang- barang seni dan lain-lain. Radiasi juga dapat meningkatkan mutu tekstil karena mengubah struktur serat sehingga lebih kuat atau lebih baik mutu penyerapan warnanya. Berbagai jenis makanan juga dapat diawetkan dengan dosis yang aman sehingga dapat disimpan lebih lama.[1]
B.      Aplikasi Teknik dalam Bidang Industri.
Aplikasi teknologi nuklir dalam bidang industry merupakan salah satu pemanfaatan radiasi yang ada pada zat radioaktif atau radioisotope. Radioisotope dapat diperoleh dari reactor nuklir yang khusus memproduksi radioisotope taupun reactor riset, seperti yang terdapat di reactor nuklir bandung, reaktor nuklir Yogyakarta, dan reactor nuklir Serpong. Sifat-sifat radioisotope yang menguntungkan antara lain kemampuannya dapat menembus bahan, pendeteksiannya yang sangat peka, dan radioisotope bersifat selektif, banyak digunakan dalam bidang industry. Pemanfaatan radiasi nuklir dalam bidang industry antara lain dalam:
1.      Teknik Radiografi
Aplikasi teknologi nuklir dalam bidang industry radiografi sebenarnya hamper mirip dengan pemakaian pesawat sinar-X pada bidang kedokteran, yaitu untuk “melihat” keadaan dalam tubuh manusia dengan cara difoto dengan sinar-x. Sedangkan dalam teknik radiografi yang difoto adalah benda atau obyek yang akan dilihat keadaan bagian dalamnya. Sumber radiasi dalam teknik radiografi pada umumny adalah:
a.       Sumber Radiasi Sinar-X
Sinar-X atau yang lebih dikenal dengan sinar Rontgen adalah delombang elektromagneti yang berasal dari kulit electron. Sumber sinar-X berasal dari mesin pembangkit sinar-X yang energy dan intensitasnya dapat diatur sesuai keperluan. Mesin pembangkit sinar-X ada 2 macam, yaitu:
1.      Tabung sinar-X berkatoda dingin ( gas).
2.      Tabung sinar-X berkatoda panas ( vakum).
b.      Sumber Radiasi Sinar Gamma
Dalam bidang teknik radiografi, radiasi banyak digunakan karena daya tembusnya sangat kuat dan radioisotopnya relative mudah dibuat dan umur paroya relative cukup panjang, sehingga bias dipakai dalam waktu yang cukup lama. Beberapa sumber radiasi sinar gamma yang banyak digunakan dalam radiografi adalah sebagai berikut:
c.       Sumber Radiasi Neutron.[2]
Sumber radiasi neutron seringkali juga digunakan dalam teknik radiografi, karena daya tembusnya kuat. Pemakaian sumber  radiasi neutron perlu kehati-hatian karena neutron walaupun tak bermuatan tetapi  neutron punya massa yang berdampak pada obyek benda  yang akan diperiksa dengan teknik radiografi. Sumber radiasi neutron ada tiga macam, yaitu:
a.       Reaktor nuklir
b.      Akselerator
c.       Radioisotope yang dapat bereaksi menghasilkan neutron.
Sumber neutron yang berasal dari reaktor nuklir dan akselerator pada umunya bersifat stasioner sehingga pekerjaan radioaktif harus dilakukan di tempat. Sedangkan sumber neutron yang berasal dari radioisotope bias bersifat mobil, sehingga dapat dibawa keluar sesuai keperluan radiografi. Sumber neutron yang berasal dari radioisotope dapat terbentuk berdasarkan reaksi inti berikut:


Energy neutron           = 0,024 MeV
Waktu paronya            = 60 hari.        
Atau :


Energi neutron            = 4,4 MeV.
Waktu paro                 = 462 tahun.

Prinsip cara kerja teknik radiografi adalah radiasi yang dating dari arah sumber radiasi diarahkan ke obyek yang akan diperiksa dan dibalik obyek sudah diletakkan film yang akan merekam hasil pemotretan radiografi. Setelah melalui proses pencucian film, keadaan dalam obyek tersebut dapat dilihat.[3]
Kelebihan teknik radiografi untuk industriTeknik radiografi sebagai salah satu manfaat radioisotop dalam bidang industri,yaitu :
1)      Peralatan mudah dibawa ke lapangan..
2)             Pengoperasiannya tanpa menggunakan listrik.
3)             Biaya perawatan alat-alat relatif rendah, terlebih lagi bila sumber radiasi yangdigunakan berumur paro panjang.
4)             Modal awal untuk pembelian peralatan relatif rendah.[4]
2.      Teknik Gauging
Teknik Gauging adalah teknik pengukuran dengan menggunakan radioisotop dan teknik pengukuran ini ada beberapa macam, yaitu  thickness gauging, level gauging, dan density gauging. Cara kerja teknik pengukuran ini berdasarkan :
a.       Cara Transmisi.
Teknik pengukuran dengan cara transmisi adalah dengan memanfaatkan sifat atenuasi atau peneyerapan zarah radiasi oleh suatu bahan. Perbedaan intensitas radiasi sebelum melewati suatu bahan dan sesudah melewati suatu bahan digunakan untuk “mengukur” bahan tersebut. Jadi cara transmisi adalah sebagai  berikut:


Description: Description: Description: Description: http://dc375.4shared.com/doc/uwMAGAQN/preview_html_531d2177.png                       
                       
                        I=Ioe-µX           
                                                                                                        

Io         = Intensitas radiasi sebelum melewati bahan.
I           = Intensitas radiasi  setelah melewati bahan.
µ          = Koefisien atenuasi bahan.
X         = tebal bahan.[5]

b.      Cara Back Scaterring.
Cara Back Scaterring atau hamburan balik banyak digunakan dalam industry karena dapat di singkat. Cara pakai seara luas di berbagai bidang kegiatan dan hasilnya dapat diperoleh dalam waktu singkat. Cara hamburan balik ini, sering juga disebut dengan uji tak merusak, karena radiasi yang datang tidak bereaksi dengan bahan yang diamati, tetapi hanya sekedar memanfaatkan pantulan radiasi atau hamburan balik dari radiasi yang mengenai bahan.
Cara hamburan balik yang pada umunya digunakan adalah sesuai dengan sumber radiasi yang digunakan yaitu:
1.      Cara hamburan balik  radiasi neutron.
2.      Cara hamburan balik  radiasi fluorescensi sinar-X ( XRF).
3.      Cara hamburan balik  radiasi sinar-X dan radiasi Gamma.
4.      Cara hamburan balik  radiasi Beta.
Analisis bahan dengan cara tak merusak yang banyak dijumpai dalam bidang industry dan hasilnya dapat diperoleh dalam waktu singkat adalah teknik fluorescensi sinar-X( XRF), karena peralatannya mudah dibawa ke lapangan dan hasilnya segera diketahui.
3.      Teknik Perunut atau Teknik Tracing.
Teknik perunut atau teknik tracing adalah satu cara yang paling efektif untuk merunut suatu proses indistri. Sebelum teknik perunut dengan zat radioaktif dikenal orang, cara merunut sebenarnya sudah sebenarnya sudah lama dikenal dalam proses industry, yaitu dengan cara konvensional memakai zat kimia berwarna atau gugus molekul ( senyawa) yang digabungkan dengan secara  paksa pada molekul ( senyawa) yang akan dirunut. Cara konvensional ini pada saat ini sudah tidak dipakai lagi, karena ada kekurangannya, antara lain:
a.       Senyawa perunut (zat kimia) yang digabungkan secara paksa pada senyawa yang alan dirunut seringkali tidak selalu satu alur ata sukar bergabubg dengan senyawa yang dirunut, sehingga seringkali menyulitkan dalam mengikuti dan menganalisisnya.
b.      Senyawa perunut (zat kimia) yang ditamahkan kedalam senyawa yang kan dirunut, karena sukar bergabung, maka jumlahnya harus relative banyak, sehingga kemungkinan pengaruhnya terhadap senyawa yang dirunut harus diperhatikan.
Pemakaian radioisotop dalam teknik perunut berkembang pesat karena memilki beberapa keunggulan. Keunggulan  radioisotope tersebut diantaranya:
1.      Radioisotope yang digunakan dapat dipilih yang mempunyai waktu paro panjang sehingga tidak mempengaruhi analisis selama proses berlangsung.
2.      Rdioisotop walaupun dalam jumlah sedikit, dapat dideteksi dengan detector nuklir yang sangat peka.
3.      Radioisotope yang digunakan bisa dari senyawa yang sama dengan senyawa yang akan dirunut sehingga sepenuhnya bias menyatu dengan senyawa yang dirunut  selama proses berlagsung.
4.      Radiasi radioisotope dapat menembus bahan dan wadahnya sehingga selama proses berlangsungnya dapat diikuti dari luar tanpa menghentikan prosesnya.
Dalam bidang industry perunut radioaktif sering digunakan untuk mempelajari dinamika suatu system dari bahan-bahan seperti cairan, gas, tepug, adonan yang terjadi pada proses industri. Sebagai contoh pemakaian teknik perunut dalam bidang industri adalah:’
1.      Penelitian proses pencampuran.
2.      Gerakan suatu materi ( komponen) dalam suatu laju aliran.
3.      Waktu tinggal ( residence time).
4.      Proses terjadinya pengaratan (korosi).
5.      Perilaku suatu komponen dalam proses industri.
Table 1 Beberapa radioisotope yang digunakan dalam teknik perunut.
No
Radioisotop
Radiasi
Energi
(KeV)
Bentuk senyawa
Sistem penggunaannya.
1
H3
12,3 th
Beta
19
H2O atau H2
Uap atau air
2
C14
5730 th
Beta
155
Senyawa organik
Biosistem
3
Na24
15,02 j
Gamma
1370
2755
Na2CO3
Padatan / cairan.
4
S36
87,2 h
Beta
167
S atau SO4
Gas dan uap.
5
Ar41
1,83 j
Gamma
1294
Gas
Padatan / cairan.
6
Ca45
165h
Beta
254
CaCO3
Padatan / cairan.
7
Se46
83, 8 h
Gamma
320
889
Se2O3
Padatan / cairan.
8
Ga68
68 d
Gamma
510
1080
Ga dalam larutan Ga”cow”

Caiaran atau organik
9
As76
26,5 j
Gamma
560
2080
As2O3 atau AsH3
Cairan atau gas
10
Br68
35,4 j
Gamma
550
1480
NH4Br atau C2H4Br2
Caiaran atau organic.
11
Kr85
10,7 th
Beta
Gamma
840
510
Gas
Gas atau uap.
12
Xe133
5,25 th
Beta
Gamma
346
81
Gas
Gas atau uap
13
La140
40,2 j
Gamma
487
1597
La2O3, LaCl3, La(NO)3
Caiaran atau padatan
14
Au198
2,7 th
Gamma
412
Au
Cairan
15
Hg203
46,7 h
Gamma
279
Hg


4.      Teknik Analisis Aktivasi Neutron.
Teknik  analisis aktivasi neutron adalah suatu cara analisis unsure yang didasarkan pada pengukuran radioaktivitas imbas bila suatu cuplikan (bahan, sampel) diiradiasi dengan neutron. Hampir semua dapat menjadi unsur radioaktif bila bereaksi dengan neutron.
Cara kerja dari teknik  analisis aktivasi neutron adalah memanfaatkan radiasi neutron yang mengubah unsur yang semula tidak aktif menjadi unsure radioaktif. Reaksi yang terjadi pada umunya adalah reaksi (n,  ᵞ), akan tetapi bias juga terjadi reaksi (n, α), (n,p),( n, 2n) walaupun kebolehjadiannya sangat kecil. Unsure radioaktif ini kemudian dideteksi untuk mengetahui energy radiasinya dan waktu paronya. Apabila energy radiasi dan waku paro diketahui maka unsurnya (unsure radioaktif) dapat diketahui. Sedangkan untuk mengetahui unsure aslinya(sebelum menjadi radioaktif), nomor massa unsur radioaktif dikurangi dengan nomor massa neutron. Jadilah nomor massa unsure yang dicari, sesuai dengan radiasi berikut:
 

Langkah-lanhgkah yang ditempuh dalam melakukan teknik analisi aktivasi neutron, sebagai berikut:
a.       Penyiapan Sampel
      Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyipapan sampel dengan teknik pengaktisan neutron, yaitu:
1.      Bila sampel berupa padatan, maka sampel harus dibuat sehomogen mungkin dengan cara penggerusan, pengayakan, dan pengeringan. Keadaan sampel dan standar harus sama.
2.      Sampel dan standar diusahakan mempunyai wadah, bentuk senyawa kimia, dan letak geometri yang sama.
3.      Sampel harus dijaga agar tidak sampai menimbulkam kontaminsai ke lingkungan, detector dan peralatan lainnya.
b.      Irradiasi Sampel
      Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyipapan sampel dengan teknik pengaktisan neutron, yaitu:
1.      Fasilitas Irradiasi.
2.      Wadah Irradiasi.
3.      Waktu Irradiasi.
c.       Spetkrometri Gamma.
      Setelah sampel selesai diiradiasi maka selanjutnya siap dilakukan pencacahan dengan peralatan spektrometri gamma. Untuk melakukan pencacahan dengan spektrometri, perlu diingat bahwa peralatan-peralatan detektor (sintilasi/semikonduktor), preamplifer, counter, multichannel analyzer/single channel analyzer dan printer sudah terangkai sesuai prosedur untuk spektrometri gamma. Selain dari pada masalah peralatan deteksi tersebut, juga perlu meperhatikan hal-hal berikut:
1.      Sumber standar untuk kalibrasi energy.
2.      Penentuan efisiensi detector.
3.      Penentuan radioaktivitas imbas.[6]


[1] http://www.scribd.com/doc/88427754/Makalah-Radioisotop-Pada-Bidang-Industri, diakses pada tanggal 5 desember 2013 pukul 10.30.
[2] Wisnu Arya Wardhana, Teknologi Nuklir: Proteksi Radiasi Dan Aplikasinya, ( Yogyakarta: C.V Andi Offset, 2007), hlm 286-290.

[4] Wisnu Arya Wardhana, Teknologi Nuklir: Proteksi Radiasi Dan Aplikasinya, ( Yogyakarta: C.V Andi Offset, 2007), hlm 291.

[5] Wisnu Arya Wardhana, Teknologi Nuklir: Proteksi Radiasi Dan Aplikasinya, hlm 292.
[6] Wisnu Arya Wardhana, Teknologi Nuklir: Proteksi Radiasi Dan Aplikasinya, hlm 293-303.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar