Minggu, 20 Oktober 2013

BAGAIMANA MEMBIASAKAN ADAB MAKAN DAN MINUM BAGI PESERTA DIDIK?

 
Bel tanda istirahat berbunyi, anak-anakku MI. KHOIRIYAH PILANGGEDE berhamburan keluar kelas. Beberapa anak berjalan menuju kantin, sebagian yang lain menuju tempat parker untuk bermain sepeda, beberapa yang lain ada yang menuju kamar kecil, ada yang berlarian menyerbu kios penjual jajanan dan sebagian yang lain membuka bekal mereka. Sejurus kemudian pandangan saya teruju pada anak-anak yang sudah membeli jajan dan berjalan menuju depan kelas. Terlihat anak-anak yang sedang menikmati snack & minuman yang telah mereka beli. Subhanalloh, kebersamaan mereka dalam menikmati makanan mereka dan satu lagi (yang mendorong saya untuk mengeluarkan kamera digital untuk mengabadikan kegiatan ini) yaitu mereka makan dan minum sambil duduk. Kita tahu bahwwa pada era sekarang ini, sangatlah sulit ditemui anak-anak atau bahkan orang dewasa mau menjalankan sunah rasulullah yang satu ini. Makan dan minum sambil duduk serta makan dan minum pakai tangan kanan. Ya, inilah salah satu pembiasaan di MI. Khoiriyah Pilanggede . Mengapa “makan dan minum sambil duduk serta makan dan minum pakai tangan kanan” menjadi bagian dari program pembiasaan yang dilaksanakan di MI. KHOIRIYAH?
Berikut adalah beberapa riwayat yang mengajarkan tentang adab makan dan minum: Dari Anas dan Qatadah RA, dari Nabi SAW, Sesungguhnya beliau melarang seseorang minum sambil berdiri. Qotadah RA berkata, Bagaimana dengan makan? Beliau menjawab, Itu lebih buruk lagi. (HR. Muslim dan Turmidzi). Dalam hadits lain, dari Abu Hurairah, Nabi SAW bersabda, Jangan kalian minum sambil berdiri! Apabila kalian lupa, maka hendaknya ia muntahkan! (HR. Muslim).



Dr. Abdurrazzaq Al-Kailani berkata, Minum dan makan sambil duduk, lebih sehat, lebih selamat, dan lebih sopan, karena apa yang diminum atau dimakan oleh seseorang akan berjalan pada dinding usus dengan perlahan dan lembut. Adapun Rasulullah SAW pernah sekali minum sambil berdiri, maka itu dikarenakan ada sesuatu yang menghalangi beliau untuk duduk, seperti penuh sesaknya manusia pada tempat-tempat suci, bukan merupakan kebiasaan. Ingat hanya sekali karena darurat! Begitu pula makan sambil berjalan, sama sekali tidak sehat, tidak sopan, tidak etis, dan tidak pernah dikenal dalam Islam dan kaum muslimin. Dr. Ibrahim Al-Rawi melihat bahwa manusia pada saat berdiri, ia dalam keadaan tegang, organ keseimbangan dalam pusat saraf sedang bekerja keras, supaya mampu mempertahankan semua otot pada tubuhnya, sehingga bisa berdiri stabil dan dengan sempurna. Ini merupakan kerja yang sangat teliti yang melibatkan semua susunan syaraf dan otot secara bersamaan, yang menjadikan manusia tidak bisa mencapai ketenangan yang merupakan syarat tepenting pada saat makan dan minum. Ketenangan ini bisa dihasilkan pada saat duduk, dimana syaraf berada dalam keadaan tenang dan tidak tegang, sehingga sistem pencernaan dalam keadaan siap untuk menerima makanan dan minum dengan cara cepat. Dr. Ibrahim Al-Rawi menekankan bahwa makanan dan minuman yang disantap pada saat berdiri, bisa berdampak pada refleksi saraf yang dilakukan oleh reaksi saraf kelana (saraf otak kesepuluh) yang banyak tersebar pada lapisan endotel yang mengelilingi usus. Refleksi ini apabila terjadi secara keras dan tiba-tiba, bisa menyebabkan tidak berfungsinya saraf (Vagal Inhibition) yang parah, untuk menghantarkan detak mematikan bagi jantung, sehingga menyebabkan pingsan atau mati mendadak. Begitu pula makan dan minum berdiri secara terus-menerus terbilang membahayakan dinding usus dan memungkinkan terjadinya luka pada lambung. Para dokter melihat bahwa luka pada lambung 95% terjadi pada tempat-tempat yang biasa bebenturan dengan makanan atau minuman yang masuk. Sebagaimana kondisi keseimbangan pada saat berdiri disertai pengerutan otot pada tenggorokan yang menghalangi jalannya makanan ke usus secara mudah, dan terkadang menyebabkan rasa sakit yang sangat yang mengganggu fungsi pencernaan, dan seseorang bisa kehilangan rasa nyaman saat makan dan minum. (Disarikan dari beberapa sumber)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar