Kamis, 08 Maret 2012

PERKEMBANGAN ILMU KIMIA FISIK; TEORI ATOM LISTRIK DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT ILMU

Add caption
 I. PENDAHULUAN
Penerapan pada Ilmu Pengetahuan dan Teknologi membutuhkan dimensi etis sebagai pertimbangan dan kadang-kdang mempunyai pengaruh pada proses perkembangan IPTEK. Tanggung jawab etis merupakan hal yang menyangkut kegiatan maupun pengunaan IPTEK. Dalam hal ini berarti Ilmu Pengetahuan dan Teknologi harus memperhatikan kodrat dan martabat manusia, menjaga keseimbanganekosistem serta bertanggung jawab pada kepentingan umum.
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan bentuk refleksif (reflexion form) dari proses belajar yang ada dalam struktur tindakan instrumentasi, yaitu tindakan yang ditujukan untuk mengendalikan kondisi eksternal manusia. Ilmu Pengetahuan Alam terkait dengan kepentingan dalam meramal (memprediksi) dan mengendalikan proses alam.

IPA mulai berdiri sejak abad ke-17. Kemudian Auguste Comte pada tahun 1853 membagi IPA menjadi beberapa golongan. Dalam pengolongan IPA tersebut dimulai dari Matematika, Astronomi, Fisika, Kimia, Biologi dan Sosiologi. Dimana penggolongan tersebut didasarkan pada urutan tata jenjang, asas ketergantungan dan ukuran kesederhanaan.
Dimana ilmu kimia digolongkan menjadi beberapa cabang, yang salah satunya yaitu Kimia Fisik. Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas tentang ilmu kimia fisik dengan materi pokok “Teori Atom Listrik”.

II. RUMUSAN MASALAH
A. Apa itu Ilmu Kimia Fisik?
B. Apa itu Filsafat Ilmu?
C. Bagaimana hubungan antara Sains dan Filsafat?
D. Bagaimana Teori Atom Listrik dalam Perspektif Filsafat Ilmu?


III. PEMBAHASAN
A. Ilmu Kimia Fisik
Prestasi umat islam dalam sains dan teknologi sangat banyak dan berjalan konsisten selam hamper 1200 tahun. Memang ada masa-masa ketika ilmu-ilmu dasar seperti matematika, fisika, kimia dan astronomi lebih berkembang yaitu pada awal era abbasiyah. Hal ini diakui oleh banyak sejahrawan barat.
Will Durrant dalam bukunya The Story of Civilization IV: The Age of Faith mengatakan:
“Chemistry as a science was almost created by the moslems: for in this field where the Greeks (so far as we know) were confined to industrial experience and vague hipothesis, the Saracens introduced precise observation, controlled experiment, and careful records. They invented and named the alembic (al-anbiq), chemically analyzed innumerable substances, composed lapidaries, distinguished alkalis and acids, investigated their affinities, studied and manufactured hundreds of drugs. Alchemy, which the mosleems inherited from Egypt, contributed to chemistry by a thousand incidental discoveries, and by its method, which was the most scientific of all medieval operations.”
(Kimia adalah ilmu yang hampir seluruhnya diciptakan oleh kaum muslim. Saat dalam bidang ini orang-orang yunani tidak memiliki pengalaman industri dan hanya memberikan hipotesis yang meragukan, para ilmuan muslim mengantarkan pada pengamatan teliti, eksperimen terkontrol dan catatan yang hati- hati. Mereka menemukan dan memberi nama alembic (al-anbiq), menganalisis substansi yang tak terhitung banyaknya, membedakan alkali dan asam, menyelidiki kemiripannya, mempelajari dan memproduksi ratusan jenis obat. Alkimia yang diwarisi kaum muslim dari Mesir menyumbangakan untuk kimia ribuan penemuan incidental, dari metodenya yang paling ilmiah dari seluruh kegiatan pada zaman pertengahan).
Kasem Khaleel juga menulis dalam science in the name of God:
“According to the world book encyclopedia the Grecian word for chemistry, chemic, describes “the art of attempting to make gold and silver from base metals such as lead”. This mystical concept is known today as alchemy, which is derived from the Arabic, al-Kimiya”
Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari mengenai komposisi, struktur dan sifat zat atau materi dari skala atom hingga molekul serta perubahan atau transformasi serta interasi untuk membentuk materi. Atau kimia merupakan suatu ilmu yang mempelajari perubahan materi serta energi yang menyertai perubahan materi tersebut.
Sedangkan ilmu fisika adalah ilmu tentang alam dan makna luas, dimana fisika mempelajari gejala alam yang tidak hidup/ materi dalam lingkup masyarakat dan waktu. Fisika sering disebut sebagai “ilmu paling mendasar” karena setiap ilmu alam lainnya (biologi, kimia, geologi dll) mempelajari jenis system materi tertentu yang mematuhi hukum fisika.
Sehingga dapat diketahui bahwa ilmu Kimia Fisik merupakan kolaborasi/ perpaduan antara ilmu kimia dan fisika. Ilmu Kimia Fisik yaitu ilmu yang mempelajari fenomena mikroskopik, makroskopik, atom, sub atom dan partikel dalam system dan proses kimia berdasarkan prinsip-prinsip dan konsep fisika. Robin Hendry memandang hubungan antara kimia dan fisika dari sudut pandang filsafat berupa konsep reduksionisme dan emergentisme. Hubungan antara keduanya yaitu ahli kimia mengunakan hukum fisika, mengambangakan teori kimia berdasarkan hokum tersebut dan melihat keterkaitan antara kedua teori tersebut.

B. Filsafat Ilmu
Victor F. Lenzen dalam Philosophy of Science yang dimuat dalam Living Schools of Philosophy merumuskan apa yang dimaksud dengan ilmu dan Filsafat Ilmu. Lenzen menyatakan, ilmu berarti suatu kegiatan kritis yang bertujuan menemukan dan juga merupakan pengetahuan sistematis yang didasarkan pada kegiatan kritis tersebut.
Filasafat Ilmu, yang menyelidiki suatu ilmu, yaitu metode dan bentuk pengetahuan ilmiah serta makna teoritis dan praktis dari ilmu.
Cabang filsafat yang membahas masalah ilmu adalah Filsafat Ilmu. Tujuannya analisis mengenai ilmu pengetahuan dan cara-cara bagaimana pengetahuan itu diperoleh. Jadi Filsafat ilmu merupakan penyelidikan tentang cir-ciri pengetahuan ilmiah dan cara untuk memperolehnya. Pokok perhatian Filsafat Ilmu adalah proses penyelidikan ilmiah itu sendiri.
The Liang Gie mendefinisikan Filasafat Ilmu adalah segenap pemikiran refleksif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan manusia.
Sedangkan menurut Hartono Kasmadi, Filsafat Ilmu adalah studi gabungan yang terdiri dari beberapa studi yang beraneka macam yang ditujukan untuk menetapkan batas yang tegas mengenai ilmu tertentu.
Masalah- masalah Filsafat Ilmu mencakup:
1) Struktur ilmu, yang meliputi metode dan bentuk pengetahuan ilmiah.
2) Kegunaan ilmu bagi kepentingan praktis dan pengetahuan tentang kenyataan.

C. Hubungan antara Sains dan Filsafat
Terdapat beberapa titk dimana filsafat dan sains bertemu. Dalam beberapa abad terakhir filsafat telah mengembangkan kerjasama yang erat dengan sains. Filasafat dan sains keduanya memakai pemikiran reflektif dalam usaha menghadapi fakta-fakta dunia dan kehidupan. Keduanya menunjukan sikap yang kritik dengan fikiran terbuka dan kemauan yang tidak memihak untuk mengetahui kebenaran. Keduanya berkepentingan mendapatkan pengetahuan yang teratur. Sains membekali Filasafat dengan bahan-bahan yang deskriptif dan faktual yang sangat perlu untuk membangun filsafat. Tiap filsafat dari suatu periode condong untuk merefleksikan pandangan ilmiah periode tersebut. Sains melakukan chek terhadap filsafat dengan membantu menghilangkan ide-ide yang tidak sesuai dengan pengetahuan ilmiah.
Filsafat mengambil pengetahuan yang terpotong-potong dari bermacam-macam sains dan mengaturnya dalam pandangan hidup yang lebih sempurna dan terpadu. Sebagai contoh penerimaan teori evolusi mendorong kita untuk meninjau kembali pemikiran kita hampir dalam segala bidangnya.
Kontribusi yang lebih jauh yang diberikan oleh filsafat terhadap sains adalah kritik tentang asumsi dan postulat sains serta analisa kritik tentang istilah-istilah yang dipakai.
D. Teori Atom Listrik dalam Perspektif Filsafat Ilmu
Ontologi
Konsep fundamental yang menjadi dasar teori baru diambil dari teori listrik dan dengan bantuan teori tersebut, teori atom menerima isis baru. Struktur atom materi dikonfirmasikan sampai tingkatan tertentu oleh data kimia dan yang lain, dalam satu bentuk atau bentuk yang lain teori atom menjadi tidak dapt dielakkan dalam setiap gambaran dunia fisis. Sekalipu demikian, hal itu tidak perlu secara niscaya menjadi prinsip penjelasan akhir.
Hakikatnya, teori baru ini diberikan dengan memasukkan atomisme ke dalam teori listrik. Data empiris yang tidak terhitung jumlahnya dikonfirmasikan dengan kepastian hipotesis yang semakin meningkat bahwa listrik itu juga terdiri atas partikel kecil, yang tidak dapat dibagi, dan dapat berhasil dibuktikan bahwa atom materi yaitu unsur kimia- seluruhnya terdiri atas partikel listrik.
Menurut hipotesis ini,setiap atom kimia terdiri atas “nukleus” yang bermuatan positif, dan sejumlah partikel listrik negatif- yang disebut “elektron” yang berputar mengitari nukleus dengan kecepatan tinggi. Elektron itu semuanya sama- yaitu setiap elktrn menampilkan sejumlah kecil listrik negative. Jumlah muatan elementer positif nukleus sama dengan jumlah elektron (dalam keaadaan normal atom) yang berputar mengitarinya. Jadi seluruh atom itu bermuatan positif dan negatif dengan tingkatan yang sama- dan dengan demikian memberi penampakan netral secara elektris.
Disini kiranya tidak perlu untuk memasuki rincian teori ini, melainkan cukup dengan menekankan bahwa dengan bantuannya, jumlah data fisis dan kemis yang sangat banyak dijelaskan, sebagian diprediksikan, bahwa isi konseptual teori tersebut mempunyai nilai kebenaran yang sangat tingi. Secara kebetullan, hal itu juga memberi kita banyak sekali pengetahuan ilmiah tertentu.
Epistemologi
Objek empiris dapat diketahui oleh sains, objek abstrak-rasional dapat diketahui filasafat. Manusia memiliki rasa ingin tahu, ia ingin tahu apa rasa air laut. Ia cicipi, maka tahulah ia kalau air laut ternyata memiliki rasa asin. Manusia ingin tahu mengapa air laut rasanya asin. Ia berfikir, maka ia temukan bahwa air laut asin karena ada hukum yang mengatur sehingga air laut selalu asin.
Sama halnya dengan teori Atom Listrik, teori atom listrik diperoleh secara empiris. Dimana para ilmuan menemukan teori ini dari beberapa eksperimen berdasarkan pengamatan indrawi.
Menurut mereka, muatan positif dan negative tidak dapat muncul atau lenyap. Kuantitasnya juga tidak tergantung pada situasi atau gerakan pengamat. Dalam kenyataannya, sifatnya yang tetap nampaknya tidak dapat dikualifikasikan dan itulah mengapa partikel elementer listrik benar-benar dipercaya merepresentasikan substansi alam yang sesungguhnya. Sebagaimana yang disebutkan dalam buku fisika modern bahwa: “Fisika modern mungkin dapat dibenarkan melihat listrik sebagai substansi primer sejati yang karenanya semua benda yang dapat dijangkau persepsi indra diturunkan dan diusahakan oleh para peneliti alam selama ribuan tahun.
Ketika ditemukannya bahwa kuantum listrik, seperti misalnya elektron- ketika dalam gerakan, berperilaku seolah-olah hal itu mempunyai massa mekanis (karena menurut prinsip teori listrik, hal itu menahan setiap akselerasi dengan cara yang khas yaitu menunjukkan unsur inersia yang secara pasti seperti inersial, massa mekanis).
Massa listrik yang “nyata” dibicarakan dan kini kemungkinannya untuk menampilkan diri dengan menyatakan semua massa mekanis sebagai “nyata” yaitu dengan mereduksinya dengan massa listrik. Namun kesatuan akhir dua tahap sistem fisis ini nampak belum tercapai melalui asimilasi mekanika dengan elektro-dinamika, melainkan dengan penyerapan keduanya dalam sebuah system inklusif yang disitu kedua-duanya berkombinasi dalam kesatuan yang lebih tinggi.
Aksiologi
Kegunaan teori atom listrik, diantaranya:
 Teori Atom Listrik mampu menerangkan fakta-fakta:
Kita lihat hukum kekekalan massa. Bila suatu reaksi kimia hanya mengambil atom-atom dari reaktan lalu membagikannya pada hasil reaksi, maka jumlah atom dari masing-masing elemen harus tetap sama. Karena atom selama reaksi tidak mengalami perubahan massa, berarti jumlah massa atom harus tetap sama. Dengan perkatan lain, sebelum reaksi massanya harus tetap konstan.
 Teori atom Listrik mempermudah penerangan/ pemahaman dalam Hukum Perbandingan Tetap.
Misalnya kita bayangkan dua elemen A dan B yang membentuk suatu senyawa dimana tiap molekul dari zat tersebut terdiri dari sebuah atom A dan sebuah atom B. Dimana atom A dua kali lebih berat dari atom B, sehingga bila atom B memiliki massa satu unit, maka atom A adalah dua unit.

IV. KESIMPULAN
- Ilmu Kimia Fisik merupakan kolaborasi/ perpaduan antara ilmu kimia dan fisika. Ilmu Kimia Fisik yaitu ilmu yang mempelajari fenomena mikroskopik, makroskopik, atom, sub atom dan partikel dalam system dan proses kimia berdasarkan prinsip-prinsip dan konsep fisika. Robin Hendry memandang hubungan antara kimia dan fisika dari sudut pandang filsafat berupa konsep reduksionisme dan emergentisme. Hubungan antara keduanya yaitu ahli kimia mengunakan hukum fisika, mengambangakan teori kimia berdasarkan hukum tersebut dan melihat keterkaitan antara kedua teori tersebut.
- Cabang filsafat yang membahas masalah ilmu adalah Filsafat Ilmu. Tujuannya analisis mengenai ilmu pengetahuan dan cara-cara bagaimana pengetahuan itu diperoleh. Jadi Filsafat ilmu merupakan penyelidikan tentang cir-ciri pengetahuan ilmiah dan cara untuk memperolehnya. Pokok perhatian Filsafat Ilmu adalah proses penyelidikan ilmiah itu sendiri
- Filasafat dan sains keduanya memakai pemikiran reflektif dalam usaha menghadapi fakta-fakta dunia dan kehidupan. Keduanya menunjukan sikap yang kritik dengan fikiran terbuka dan kemauan yang tidak memihak untuk mengetahui kebenaran. Keduanya berkepentingan mendapatkan pengetahuan yang teratur. Sains membekali Filasafat dengan bahan-bahan yang deskriptif dan factual yang sangat perlu untuk membangun filsafat.
- Pada hakikatnya, teori atom listrik ini diberikan dengan memasukkan atomisme ke dalam teori listrik. Data empiris yang tidak terhitung jumlahnya dikonfirmasikan dengan kepastian hipotesis yang semakin meningkat bahwa listrik itu juga terdiri atas partikel kecil, yang tidak dapat dibagi, dan dapat berhasil dibuktikan bahwa atom materi yaitu unsur kimia- seluruhnya terdiri atas partikel listrik
- Secara epistemologi, teori atom listrik diperoleh secara empiris. Dimana para ilmuan menemukan teori ini dari beberapa eksperimen berdasarkan pengamatan indrawi.
- Secara aksiologi, Teori Atom listrik memiliki kegunaan yaitu : Teori Atom Listrik mampu menerangkan fakta-fakta serta Teori atom Listrik mempermudah penerangan/ pemahaman dalam Hukum Perbandingan Tetap.

V. PENUTUP
Demikian makalah ini dibuat. Penulis menyadari makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat kami harapkan. Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Amhar, Fahmi, “IPTEK ERA KHILAFAH: Membangun Nalar Ilmiah dan
Peradaban Dunia” dalam Majalah Al- Wa’ie, No. 130, Vol. XI, 1-30 Juni 2011

Brady, James E, Kimia Universitas Asas dan Struktur, Jakarta: Binarupa Aksara,
1999

Harold H. Titus dkk, Persoalan- persoalan Filsafat, Jakarta: Bulan Bintang,
1984

Hartono Kasmadi dkk, Filsafat Ilmu, Semarang: IKIP Semarang Press, 1990

Khaleel, Kaseem, Science in the name of God, Illions USA: Knowledge House:
2003

Mudyahardjo, Redja, Filsafat Ilmu Pengetahuan suatu Pengantar, Bandung: PT.
Remaja RosdaKarya, 2008

Sastra Pratedja, M, Beberapa Aspek perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam,
Yogyakarta: UGM press, 1997

Schick, Moritz, Filsafat Alam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001

Surajiyo, Filsafat Ilmu Suatu Pengantar, Jakarta: Bumi Akasar, 2005

Tidak ada komentar:

Posting Komentar