Senin, 05 Maret 2012

MATEMATIKA DALAM AL-QUR’AN

Keajaiban Al Quran dilihat dari sisi kandungannya telah banyak ditulis dan diketahui, tetapi keajaiban dilihat dari bagaimana Al Quran ditulis/disusun mungkin belum banyak yang mengetahui. Pandangan sains secara konvensional menempatkan matematika sebagai suatu yang prinsipil dari sebuah cabang pengetahuan dimana alasan dikedepankan, emosi tidak dilibatkan, kepastian menjadi hal yang ingin diketahui, dan kebenaran hari ini merupakan kebenaran untuk selamanya. Dalam masalah agama, ilmuan memandang bahwa semua agama sama, karena semua agama sama-sama tidak mampu memverifikasi atau menjustifikasi kebenaran melalui pembuktian yang dapat diterima oleh logika. Jadi suatu hal dikatakan valid jika ada bukti nyata, dan pembuktian ini merupakan sebuah prosedur yang dibentuk untuk membuktikan suatu realitas yang tak terlihat melalui sebuah proses deduksi dan konklusi yang hasil akhirnya dapat diterima oleh semua pihak. Dengan dasar tersebut, pada tulisan ini mencoba untuk membawa pembaca pada suatu kesimpulan bahwa Al Qur’an yang ditulis menurut aturan matematika, merupakan bukti nyata bahwa Al Qur’an adalah benar-benar firman Allah dan bukan buatan Nabi Muhammad. Kiranya patut juga direnungi apa yang dikatakan oleh Galileo (1564-1642 AD) bahwa . “Mathematics is the language in which God wrote the universe (Matematika adalah bahasa yang digunakan Tuhan dalam menuliskan alam semesta ini)” ada benarnya. Kebenaran bahasa matematika tersebut akan dibahas sekilas pada tulisan ini
.
II. Rumusan Masalah
A. Struktur matematis pada halaman 2 dan 3 dalam Al-Qur’an
B. Keajaiban angka 7 dalam Al-Qur’an
C. Sistem dalam Juz Al-Qur’an
D. Ayat-ayat yang diulang dengan sebuah sistem

III. Pembahasan
A. Struktur matematis pada halaman 2 dan 3 dalam Al-Qur’an
Dalam format Al-Qur’an 18 baris, ada 485 halaman yang dimulai dari halaman 2.
Pemetaan Variabel angka pada halaman 2 dan 3:
1. Halaman 2
2. Halaman 3
3. 7 ayat al-fatihah
4. 4 ayat al-baqarah
5. 6 baris pada hlm 2
6. 6 baris pada hlm 3
Terdapat enam kombinasi yang ada pada halaman 2 dan 3 dalam Al-Qur’an:
1. Kombinasi nomor halaman dan surat pada surat al-fatihah

2. Kombinasi nomor halaman dan surat pada surat al-baqarah

3. Kombinasi nomor halaman 3 dan jumlah ayat pada surat al-fatihah

4. Kombinasi nomor halaman 2 dan jumlah ayat pada surat Al-Baqarah

5. Kombinasi jumlah ayat al-fatihah dan jumlah ayat al-baqarah

6. Kombinasi baris pada al-fatihah dan al-baqarah


Dari 6 kombinasi diatas, cermati kombinasi angka yang terdapat pada halaman 2 dan 3 dibawah ini:
• 27 + 72 = 99
• 34 + 43 = 77
• 37 + 73 = 110
• 24 + 42 = 66
• 47 + 74 = 121
• 6 + 6 = 12
Totalnya adalah 99+77++110+66+121+12= 485
Dan ternyata, angka 485 sama dengan total jumlah halaman al-qur’an
Dari penjelasan tersebut, jelas sekali mengantarkan kita kepada sebuah fakta bahwa format al-qur’an merupakan sesuatu yang penting dan tidak bisa diabaikan begitu saja. Atau dengan kata lain, pendekatan Al-Qur’an dari sudut pandang format dan strukturnsya semakin menegaskan bahwa al-qur’an akan tetap menampakkan keagungan dan keakurasiannya.

B. Keajaiban angka 7 dalam Al-Qur’an
Allah SWT memuliakan sebagian rasul atas rasul-rasul yang lain, Allah SWT berfirman sebagai berikut:
Artinya:
“Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian (dari) mereka atas sebagian yang lain. di antara mereka ada yang Allah berkata-kata (langsung dengan dia) dan sebagiannya Allah meninggikannya[muhammad] beberapa derajat. dan Kami berikan kepada Isa putera Maryam beberapa mukjizat serta Kami perkuat Dia dengan Ruhul Qudus. Dan kalau Allah menghendaki, niscaya tidaklah berbunuh-bunuhan orang-orang (yang datang) sesudah Rasul-rasul itu, sesudah datang kepada mereka beberapa macam keterangan, akan tetapi mereka berselisih, Maka ada di antara mereka yang beriman dan ada (pula) di antara mereka yang kafir. seandainya Allah menghendaki, tidaklah mereka berbunuh-bunuhan. akan tetapi Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya.” (QS. Al Baqarah(2):253)
Allah SWT juga mengistimewakan sebagian malam atas malam-malam lainnya, yaitu tentang malam lailatul qadar. Sebagaimana firman Allah dalam surat al qadar (97) ayat 1-5.
                  
•               
Artinya :
1. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan.
2. dan tahukah kamu Apakah malam kemuliaan itu?
3. malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.
4. pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.
5. malam itu (penuh) Kesejahteraan sampai terbit fajar.
Allah SWT juga memuliakan sebagian tempat dibanding tempat-tempat yang lain, seperti mekkah. Sebagaimana yang tertera dalam surat Al-Imran ayat 96. Selain itu Allah SWT juga memuliakan sebagian surah diatas surah-surah yang lain, dan surah yang paling mulia dalam Al-Qur’an adalah surah Al-Fatihah. Ayat kursi adalah ayat yang paling mulia dalam al-qur’an. Surah Al-Ikhlas sebanding dengan sepertiga al-qur’an. Itulah yang telah diberitahukan oleh rasulullah Muhammad SAW kepada kita.
Sekarang jika kita bertanya-tanya tentang bahasa angka dalam al-qur’an, merenungkan angka-angka tersebut dan meneliti maksud dari setiap angka, lalu apakah Allah memuliakan sebuah angka diatas angka-angka lainnya? Tidak diragukan lagi bahwa angka yang memiliki keistimewaan lebih dibandigkan angka lainnya daalm a-lqur’an setelah angka satu adalah angka tujuh. Angka ini memiliki tempat istimewa dalam peribadatan orang mukmin, hadist-hadist nabi muhammad di alam, sejarah dan sebagainya.
Akan tetapi apa rahasia dari angka ini? Kenapa sering disebut di sejumlah peristiwa yang berkaitan dengan al-qur’an? Kita akan membandingkan antara alam dan alqur’an.
1. Struktur Alam, Struktur Al-qur’an dan Angka Tujuh
Bagaimana semua elemen alam yang begitu luas disekeliling kita ini dengan semua bagiannya, bintang-bintang dan galaksinya bisa saling berhubungan dan saling terikat satu sama lain?
Salah satu hikmah dari Allah SWT adalah Dia memilihkan hukum matematis yang tepat untuk menjaga alam ini. Salah satu hukum-hukum tersebut adalah hukum gravitasi bumi. Hukum ini memeberikan penjelasan ilmiah mengapa bumi berotasi mengelilingi matahari dan mngapa bulan mengaelilingi bumi. Ini berhubungan dengan ciptaan allah. Lalu bagaimana hubungannya dengan kalam allah.
Kita pun berimajinasi tentang kemuliaan kata-kata Allah SWT yang tidak terbatas. Kita harus melihat al-qur’an sebagai sebuah struktur kokoh yang terbentuk dari kata-kata, huruf-huruf, ayat-ayat, dan surat-surat. Allah SWT telah mngatur struktur besar tersebut dengan sistem yang mengagumkan.
Dengan demikian, pencipta alam semesta ini tak lain dan tak bukan adalah yang menurunkan al-quran. Begitu pula yang membangun tujuh langit tak lain adalah Dia juga yang mendesain al-qur’an. Kita juga mengamati lingkungan disekitar kita bahwa angka tujuh memiliki banyak petunjuk di alam dan kehidupan.
Kita juga mengamati ada sebuah sistem yang integral dalam al-qur’an yang didasarkan pada angka tujuh ini. Hal ini munujukkan keesaan Allah SWT dan menunjukkan bahwa Al-Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan kepada umat manusia sebagai petunjuk kehidupan. 

2. Angka 7: Sebuah Pola Matematis Lain dari Sistem Penulisan Al Qur’an
Selain sistem 19 yang merupakan format secara umum sebagai kode matematis yang digunakan Allah dalam menuliskan Al-Qur’an, ternyata angka 7 juga mewarnai keajaiban matematis lain dari Al-Qur’an.
Penemuan kedua pola matematis itu ditambah dengan pola matematis lainnya yang banyak dijumpai dalam penulisan Al-Qur’an seperti frekuensi munculnya kata-kata tertentu memperkuat bukti bahwa Al-Qur’an disusun mengikuti pola matematis yang seorang manusia-pun tidak akan mampu membuat sebuah buku dengan disain matematis seperti yang dijumpai di Al-Qur’an, baik susunan surat, ayat, kata, huruf dan hubungan antar keempat komponen tersebut.
2.1. Kaitan Angka 7 dengan Inisial “Alif-Lam-Mim”
Perlu dijelaskan bahwa konsep angka 7 disini merujuk pada semua bilangan yang habis dibagi dengan 7 atau merupakan kelipatan 7, misalnya 14, 21, 28, 35, dst yang semua bilangan tersebut habis dibagi 7.
Jika seseorang mengganti huruf-huruf pada inisial yang ada dalam Al-Qur’an, menurut Alkaheel, interpretasi dari ayat-ayat dan surat yang memuat inisial tidak akan berubah. Akan tetapi, menurut dia, berdasarkan logika bahwa Allah tidak mungkin secara sembarangan menempatkan huruf-huruf pada inisial yang mengawali surat di Al Qur’an, tetapi Allah sengaja menempatkan huruf-huruf tersebut sebagai inisial, maka jika kita ganti satu huruf dalam susunan di inisial “Alif Lam Mim” misalnya, hal itu akan merubah seluruh struktur. Dengan kata lain, dalam huruf-huruf dalam susunan di inisial tersebut terdapat keajaiban (miracle) yang dapat menjaga sekaligus mencegah Al Qur’an dari perubahan yang mungkin dilakukan manusia.
Jumlah surat dalam Al-Qur’an yang memuat inisial “Alif-Lam-Mim” sebanyak 6 surat. Inisial pertama yang muncul di Al Qur’an adalah ‘Alif Lam Mim” yang merupakan ayat pertama dari Surat Al-Baqarah.
Ayat kedua setelah ayat pembuka ini Allah menyatakan bahwa Kitab ini (Al Qur’an) tidak mengandung keragu-raguan dan merupakan petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa. Firman Allah yang artinya “Alif Lam Mim; itulah Kitab yang didalamanya tidak ada keragu-raguan; merupakan petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa (QS Al Baqarah 1-2)”.
Surat terakhir yang memuat inisial “Alif-Lam-Mim” adalah Surat As-Sajdah. Dalam surat ini kita juga akan temukan bahwa ayat yang mengikuti inisial tersebut mengkonfirmasi kembali tentang kepastian tentang Kitab Suci Al-Qur’an dan kitab suci ini diturunkan dari Allah. Allah berfirman “Kitab yang diturunkan yang di dalamnya tidak ada keragu-raguan, dari Tuhan semesta alam”. Jadi Allah selalu mengkonfirmasi bahwa tidak ada keragu-raguan tentang Al Qur’an.
Dibawah ini akan dibahas tentang distribusi huruf-huruf spesial dalam “Alif-Lam-Mim” yang menakjubkan:
• Jika kita tuliskan QS Al Baqarah ayat 2 yang mengikuti ayat pertama “Alif Lam Mim” seperti yang tertulis dalam Al Qur’an dan dibawah setiap kata dalam ayat tersebut dituliskan jumlah huruf-huruf inisial dari “Alif Lam Mim” yang ada pada setiap kata di ayat tersebut tersebut, maka dapat kita lihat sebagai berikut:
"Kitab yang di dalamnya tidak ada keragu-raguan. Sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa”
ذَلِكَ الْكِتَبُ لا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ
3 0 0 0 2 2 1
• Kemudian kita susun angka-angka tersebut menjadi sebuah angka 3000221. Angka ini memiliki hubungan dengan angka 7 karena angka tersebut merupakan angka dengan kelipatan 7. Jika kita bagi angka tersebut dengan 7 maka akan kita dapatkan sebuah bilangan bulat.
3000221 = 7 x 428603
• Bagaimana dengan distribusi huruf-huruf tersebut pada surat terakhir (Surat As-Sajdah) yang diawali dengan inisial yang sama (Alif Lam Mim)? Dengan cara yang sama seperti sebelumnya, marilah kita tuliskan ayat yang mengikuti inisial “Alif Lam Mim” pada Surat As Sajdah, dan kita hitung jumlah huruf-huruf “Alif Lam Mim” yang ada pada setiap kata dalam ayat tersebut, maka kita peroleh hasil seperti dibawah:
“Kitab yang diturunkan yang di dalamnya tidak ada keragu-raguan, dari Tuhan semesta alam”
تَنْزِيلُ الْكِتَبِ لا رَيْبَ فِيهِ مِنْ رَبِّ الْعَلَمِينَ
4 0 1 0 0 2 2 1
Dari susunan huruf tersebut dapat kita baca angka 40100221, yang mewakili distribusi huruf dalam inisial “Alif Lam Mim” dalam ayat tersebut. Jika angka tersebut kita bagi dengan 7 maka akan kita dapat bilangan bulat. Dengan kata lain bilangan yang diperoleh tersebut merupakan bilangan dengan kelipatan 7
40100221 = 7 x 5728603

2.2. Hubungan Harmonis antara surat Al-Baqarah dan Surat As-Sajdah yang menakjubkan
Keajaiban Al-Qur’an yang bersifat numerik/matematik dalam kaitannya dengan kedua ayat di atas tidak berhenti pada pola di atas, tetapi bahkan pada hubungan antara kedua ayat tersebut. Itulah sebabnya Allah nyatakan bahwa Al-Qur’an adalah kitab yang sempurna, baik ditinjau dari isi maupun desain/struktur penulisannya.
Hubungan antara kedua ayat di atas, misalnya dilihat sebagai berikut:
• Jika kita hitung jumlah huruf yang merangkai ayat pertama (QS Al-Baqarah Ayat 2) dan ayat kedua (QS As-Sajda Ayat 2), kita dapatkan masing-masing sebanyak 26 dan 29 huruf.
          (Al-Baqarah)
         (As-Sajdah)
• Yang menakjubkan adalah kedua angka tersebut kalau digabungkan berhubungan dengan angka 7.
• Jika kita susun keduanya sebagai berikut dengan berdampingan satu sama lain:
Ayat Kedua (QS As-Sajdah Ayat 2) Ayat Pertama (QS Al Baqarah Ayat 2)
29 26
didapat bilangan 2926 yang merupakan kelipatan dari 7:
2926 = 7 x 418
Apakah hubungan yang begitu harmonis berhenti di sini? Ternyata tidak. Lihat pola hubungan berikutnya!
• Pada ayat pertama (QS Al-Baqarah Ayat 2) diperoleh bahwa jumlah kata yang memuat salah satu huruf pada inisial Alif Lam Mim ada 4 kata, dan jumlah huruf dalam Inisial Alif Lam Mim pada ayat tersebut sebanyak 8 atau dua kali lipat (lihat distribusi huruf di halaman sebelumnya). Hal yang menakjubkan di sini adalah kedua angka tersebut memiliki hubungan yang erat dan berkaitan dengan angka 7.
Jumlah kata yang memuat salah satu huruf dalam inisial "ALM" = 4
Jumlah seluruh huruf dari “ALM” pada ayat tersebut = 8
dan diperoleh angka 84 yang merupakan sebuah bilangan dengan kelipatan 7:
84 = 7 x 12 (Catat: angka 12 = 8 + 4)
• Operasi matematika pertama menghasilkan bilangan bulat 12, sedangkan operasi matematik kedua menghasilkan bilangan bulat 15. Dan hasil dari operasi matematik di atas juga saling berhubungan; 15 dituliskan setelah 12 diperoleh angka 1512, yang merupakan bilangan kelipatan 7:
1512 = 7 x 216
Angka terakhir dari hasil tersebut yaitu 216, yang langsung berhubungan dengan jumlah seluruh surah dalam Al-Qur’an yang memuat inisial “Alif Lam Mim”, yaitu sebanyak 6:
216 = 6 x 6 x 6

3. Alasan mengapa Allah SWT memilih angka tujuh
3.1. Angka tujuh di alam
Ketika allah mulai menciptakan alam ini, allah memilih angka tujuh untuk dijadikan jumlah dari tingkatan langit dan bumi. Allah SWT berfirman :
        •    •      •       
Artinya:
“Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. perintah Allah Berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan Sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu”. (QS. Ath-Thalaq:12)

Bahkan atom yang dianggap sebagai satuan dasar pembentuk alam tersusun dari 7 tingkatan elektron dan tidak mungkin lebih dari itu. Begitu juga jumlah hari dalam satu minggu berjumlah 7, jumlah tanda musik yang tujuh, dan jumlah warna-warna pelangi yang juga tujuh. Kita juga tidak boleh melupakan bahwa para ahli tanah baru-baru ini mengungkapkan bahwa bola dunia terdiri dari tujuh tingkatan,
3.2. Angka 7 dalam hadist nabi
Hadist-hadist yang disabdakan oleh rasulullah SAW berjumlah banyak sekali, dan angka tujuh memiliki porsi yang dominan dalam hadist-hadist tersebut. Ketika rasul berbicara tentang dosa-doas besar, beliau membatasinya dengan tujuh macam. Rasul bersabda: “Jauhilah tujuh dosa besar” (HR. Bukhari Muslim).
Ketika rasul memberitahu kita tentang kemuliaan sebuah surah dalam al-qur’an beliau bersabda: “segala puji bagi tuhan semesta alam, surah itu adala surah al-fatihah yang disebut sebagai surah yang diulang-ulang sebanyak tujuh ayat dan al-qur’anul al-adzim yang diberikan padaku”. (HR. Bukhori)
Begitu pula ketika beliau berbicara mengaenai al-qur’an. Rasulullah menjadikan angka tujuh sebagai penghubung yang kuat dari al-qur’an. Rasul bersabda: “al-qur’an ini diturunkan dalam tujuh huruf (HR. Bukhori Muslim).
Hadist ini menunjukkan bahwa huruf-huruf al-qur’an berjalan dengan sistem bilangan tujuh yang koheren
3.3. Angka 7 dan Ibadah Haji
Kita semua mengetahui bahwa ibadah haji menempati rukun kelima dari rukun islam. Dalam haji, seorang muslim bertawaf di sekeliling ka’bah sebanyak tujuh putaran. Melakukan sa’i antara shofa dan marwa sebanyak tujuh kali juga.
Ketika melempar jumrah, nabi saw juga melempar batu jumrah sebanyak tujuh kali. Penyebutan angka ini juga terdapat dalam ayat-ayat yang berbicara mengenai haji dan umrah. Firman Allah SWT dalam surah Al Baqarah ayat 196
3.4. Penciptaan langit
Ada bebarapa ungkapan yang menceritakan tentang penciptaan langit dan bumi dalam enema hari. Jika kita meneliti kebenaran ini dalam al-qur’an, artinya mencari tahu kebenaran penciptaan langit dan bumi dalam 7 hari, maka kita menemukan ayat yang menjelaskan hal tersebut tepat berjumlah tujuh ayat. Ayat-ayat tersebut adalah diantaranya:
• Al’a’raf(7) ayat 54
• Yunus(10):2
• Hud(11):7
• Alfurqan(25):59
• As-sajdah(32):4
• Qaf (50):38.
• Al-hadid(57):4

C. Sistem dalam Juz Al-Qur’an
Lebih dari itu, pembagian 30 juz al-qur’an yang dilakukan belakangan ernyata juga memiliki keselarasan dengan angka 7. Sebagaimaan kita maklumi, alqur’an telah terbagi menjadi 30 juz dengan jumlah rata-rata yang hampir sama. Meskipun pembagian ini berlangsung bertahun-tahun setelah rasulullah wafat dan dilakukan atas inisiatif para ulama, pembagian ini pun seirama dengan sistem numerik yang dimiliki oleh al-quran. Bukankah ini suatu bukti yang takterbantahkan akan jaminan penjagaan yang diberikan oleh allah terhadap alqur’an, sejak diturunkan sampai hari kiamat?
Berikut ini terkait fakta sistem yang ditemukan dalam juz alqur’an:
1. Juz petama memiliki urutan nomor 1, sedangkan juz terakhir bernomor urut 30. Apabila kedua angka ini dideretkan, didapati bilangan baru, yaitu 301. Sebuah bilangan yang habiz dibagi 7
43x7= 301
2. Surah dalam al-qur’an berjumlah 114, sedangkan juznya berjumlah 30. Kedua bilangan ini bila dideretkan (dari sebelah kanan sebagaimana penulisan abjad arab-penerj.), akan menghasilkan bilangan 30114, yang juga habis dibagi 7
4302x7=30114
3. Ayat alquran berjumlah 6236 dan terbagi dalam 30 juz. Dua bilangan ini akan menghasilkan bilangan 306236 apabila dideretkan (dari sebelah kanan). Sebuah bilangan yang habis dibagi 7.
43748x7=306236
Suatu hal yang luar biasa adalah ketika menderetkan ketiga bilangan pengali angka 7 diatas (yaitu 4378, 4302 dan 43). Kita akan mendapatkan sebuah bilangan yang habis dibagi 7 sebanyak 2 kali.
892825107x7x7=43784 4302 43
Disamping itu, penjumlahan angka ini satu asama lain juga merupakan hasil kelipatan dari angka 7:
4+3+7+4+8+4+3+0+2+4+3= 42=7x6
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa segala sesuatu yang terdapat didalam al-qur’an memiliki sistem yang koheren.

D. Ayat-ayat yang diulang dengan sebuah sistem
Tidak hanya kata-kata yang diulang dalam alqur’an yang memiliki sistem numerik, tetapi ayat-ayat yang diulang dengan segala kesempurnaannya juga memiliki sistem numerik tersendiri. Sekarang, kita akan memaparkan sebuah contoh sistem tersebut.
Perintah Allah kepada sang penghulu manusia, Muhammad SAW sebagai berikut:
 •        •    
Artinya:
“Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. tempat mereka ialah Jahannam. dan itu adalah tempat kembali yang seburuk-buruknya.” (QS. At-Taubah:73)
Ayat tersebut diulang secara utuh dalam al-qur’an sebanyak 2 kali. Ayat ini secara lengkap kita dapatkan di dua tempat, yaitu:
1. Surat at taubah:73
 •        •    

2. Surat at tahrim: 9
 •        •    

Jadi, kata (jahid) ’berjihadlah’ adalah kata yang hanya digunakan dalam al-qur’an untuk berbicara kepada Rasulullah SAW. Begitu pula kata perintah (aghluth) ‘bersikap keraslah”. Kedua kata tersebut diulang sama persis dalam al-qur’an sebanyak 2 kali. Bilangan yang muncul dari kedua ayat tersebut adalah 973. Sebuah angka yang habis jika dibagi 7.
193x7=973
Kasus seperti ini sangat banyak kita dapatkan dari kata, ungkapan dan ayat dalam al-qur’an. Contoh dalam pembahasan ilmiah ini hanyalah setetes dari air disamudra luas. Namun bagaimananpun juga, kita harus memikirkan betapa besarnya keajaiban yang terkandung dalam al-qur’an, karena kitab tersebut akan selalu menjadi kitab yang teragung dari jenis konsepsi apapun di dunia.

IV. Kesimpulan
Dari penjelasan awal hingga akhir, jelas sekali mengantarkan kita kepada sebuah fakta bahwa format al-qur’an merupakan sesuatu yang penting dan tidak bisa diabaikan begitu saja. Atau dengan kata lain, pendekatan Al-Qur’an dari sudut pandang format dan strukturnsya semakin menegaskan bahwa al-qur’an akan tetap menampakkan keagungan dan keakurasiannya.
Menggali pesan-pesan mengagumkan dari al-Qur’an memang tidak pernah habis. Setiap kali terungkap sebuah rahasia, akan muncul rahasia-rahasia baru yang mengajak kita untuk memecahkannya.

DAFTAR PUSTAKA
Ar Badafal, Fadal, Al-Qur’an dan terjemahnya, Bandung: Sygma, 2005

Basya, Fahmi , Matematika Islam (Matematika Al-Qur’an), Jakarta: Pusat Studi
Islam dan Kepurbakalaan, 2004.

Suwaidan, S., Numeric Miracles In the Holy Qur’an, www.islamicity.org

Thalhah, Hisham, Ensiklopedia Mukjizat AlQur’an dan Hadist, Kemukjizatan
angka, Jakarta: PT. Sapta Sentosa, 2008.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar